KABARMADURA.ID | Kuat dan berani kerap disimbolkan pada performa kuda. Namun binatang yang biasa jadi tunggangan ini juga memiliki sisi lain yang menarik. Dia bisa menari, beratraksi, dan aksi menarik lainnya. Oleh warga Sumenep, atraksi kuda atau yang dikenal dengan Jaran Serek ini, kerap ditampilkan dalam sebuah festival. Kini, festival Jaran Serek menjadi bagian dari kalender event Sumenep tahun 2023.
MOH RAZIN, SUMENEP
Kepada Kabar Madura, Wakil Ketua Komunitas Penggemar Kuda Serek Venus Femaru menjelaskan panjang lebar perihal kebudayaan Jaran Serek ini yang mulai diabaikan, terutama di era saat ini. Konon, tradisi ini menjadi hiburan bagi para raja di Sumenep. Kemudian berkembang menjadi hiburan bagi masyarakat hingga saat ini.
“Itu sejak zaman Arya Wiraraja sudah menjadi hiburan dan peliharaannya,” kata Venus Femaru, Kamis (25/5/2023).
Hari ini, kata Venus, hanya sekadar digunakan untuk hiburan acara pernikahan dan juga karnaval di lembaga-lembaga pendidikan, tetapi yang lumrah hanya di pelosok saja.
Jaran Serek bukanlah kuda sembarangan. Jika sudah mahir dengan kualitas terbaik, harga jualnya per ekor bisa tembus Rp90 juta. Sementara yang baru terlatih, tetapi sudah bisa digunakan, berkisar di angka Rp30 juta.
Menurutnya, kuda merupakan hewan terbaik di dunia. Kuda juga merupakan salah satu kendaraan tunggangan para nabi. Bahkan, menjadi salah satu sarana untuk bertempur.
Tradisi menampilkan atraksi kuda ini masih dilestarikan warga di ujung timur Pulau Madura ini. Saat ini, para pemiliknya tergabung dalam komunitas. Terdapat ratusan kuda serupa di komunitas tersebut.
Hobi tersebut terhitung mahal. Biaya perawatan kudanya bisa menghabiskan jutaan rupiah setiap bulannya.
“Kurang lebih 200 ekor kuda di Sumenep, itu masih terhitung yang sering bergabung saja,” imbuh pria asal Desa Kebunan Kecamatan Manding itu.
Sehingga jika Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep masih berinisiatif mengadakan festiva itu, dinilai sebagai apresiasi yang luar biasa bagi para komunitas Jaran Serek.
“Kami sangat berterima kasih, dan semoga ke depan event serupa terus diselenggarakan, itu tidak pernah terjadi di sebelum-sebelumnya,” pungkasnya.
Untuk diketahui, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep bersama Paguyuban Jaran Serek Pandhige mengadakan Festival Jaran Serek (kuda menari) sebagai rangkaian kegiatan kalender 2023 bertajuk Sumenep Masa Kejayaan.
Sesuai jadwal di kalender event 2023, Festival Jaran Serek ini akan dilaksanakan pada 27 Mei 2023. Atraksi kuda menari itu akan dimulai pukul 08.00 WIB dengan rute start di Lapangan Giling dan finish di Labang Mesem Keraton Sumenep. Kegiatan akan diikuti 100 ekor kuda dan diiringi 10 kelompok musik tradisional saronen.
Bupati Sumenep Achmad Fauzi mengatakan, peserta Festival Jaran Serek ini harus menampilkan kudanya yang atraktif dan kreatif. Penonton dapat menyaksikan di sepanjang rute mulai start hingga finish.
Fauzi berharap, kegiatan ini mampu mempertahankan dan memelihara seni budaya Jaran Serek. Karena di era saat ini, jelasnya, perubahan masyarakat tidak hanya pola pikirnya, melainkan juga tentang selera budaya dan seni mengalami perubahan.
Karena itulah, masyarakat pecinta Jaran Serek untuk memikirkan generasi penerusnya di masa mendatang, agar pertunjukan tradisional ini tetap lestari sebagai potensi lokal dalam menarik kunjungan wisatawan ke Sumenep.
“Manakala tidak ada generasi yang melestarikan seni budaya itu, sudah pasti Jaran Serek bisa punah dengan sendirinya akibat tergerus peradaban,” imbuh Fauzi.
Panitia penyelenggara festival itu tidak hanya menampilkan Jaran Serek dan musik tradisional Saronen, namun juga musik Tong-Tong yang merupakan salah satu Warisan Budaya Tak Benda (WTB) Kabupaten Sumenep. Ketiganya akan dikolaborasikan dengan drumband.
“Sehingga kami mengajak masyarakat Sumenep menikmati hiburan tersebut,” tukasnya.
Redaktur: Wawan A. Husna