KABAR MADURA | Ahmad Mursyidi tetap memegang pronsip bermanfaat kepada orang lain. Berbekal pronsipnya itu, dia cukup dipercaya masyarakat hingga dapat mendirikan kampus.
IMAM MAHDI, SUMENEP
Pria kelahiran Sumenep, 10 Oktober 1976 ini mampu menjadi penengah di setiap persoalan dan menjadi orang yang tidak ingin menjadi terdepan dalam hal jabatan, tetapi menjadi pelayan sejati. Seperti saat dipercaya menjadi bendahara Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Kota Sumenep sejak tahun 2017 hingga sekarang.
Jika berkaitan dengan keilmuan, utamanya bidang keagamaan, dia selalu mau berbagi. Sejak dulu sudah senang mengajar baca kitab kuning pada santri-santri di Desa Beraji, Kecamatan Gapura. Seiring berjalannya waktu, dirinya juga menjadi penglola kampus hingga NU sampai saat ini.
“Saya juga termasuk bagian yang mendirikan kampus STIT Al-Karimiyah, membentuk PGSD, hingga menjadi dosen, tapi bagi saya itu tidak penting diucapkan karena sudah lama,” kata dia.
Aktivis PMII itu terlatih memecahkan masalah karena sejak muda terus berusaha menjadi mandiri. Sehingga,pada saat berhadapan dengan masyarakat, tidak cangggung. Bahkan, dia terus belajar dan terus membenahi diri.
Dalam hal organisasi, NU menjadi yang utama., termasuk badan otonomnya, seperti IPNU dan lainnya. Sebab, dia merasa dibesarkan di organisasi tersebut.
“Sampai saat ini, yang berkaitan dengan NU, misalnya ada kegiatan pengajian ataupun lainnya, tugasnya hanya menyediakan tempat pembawa kopi pada tamu, karena itu tujuan utama hidup; menjadi pelayan dan bermanfaat pada orang lain,” ucapnya.
Baginya, dalam bermasyarakat menjadi paling utama, kecerdasan dan kepintaran tidak menopang kesuksesan seorang. Tetapi, yang paling utama adalah mudah diterima masyarakat, karena berbuat yang manfaat serta mengutamakan akhlak.
Sampai saat ini, sesibuk apa pun, tidak goyah aktif di NU. Bahkan, hingga saat ini memprogramkan santunan terhadap anak yatim dalam setiap bulan.
“Awalnya pemberian santunan satu tahun sekali, saya juga mengagas beserta pengurus yang lain untuk memberikan setiap bulan hingga saat ini berjalan,” kata pria yang akrab disapa Mimit itu.
Redaktur: Wawan A. Husna