Akademisi IAIN Madura: Salah Kaprah Disebut Pengawas Sekolah, yang Benar Supervisor!

KM.ID | PAMEKASAN — Akademisi IAIN Madura Ali Nurhadi mengungkap salah kaprah penyebutan pengawas dan supervisor. Selama ini, pengawas dipakai di lingkungan sekolah. Sementara supervisor, dipakai di perusahaan atau pabrik.

 

Dosen Supervisi Pendidikan Pascasarjana IAIN Madura itu menerangkan bahwa, pengawasan di lingkungan sekolah seharusnya disebut supervisi. Sementara pengawasnya disebut supervisor.

 

Sementara, pengawasan di perusahaan atau pabrik, seharusnya memakai istilah pengawasan itu sendiri, dan yang mengawasi disebut pengawas.

 

“Nah, ini, kan, kebalik, supervisi dipakai di perusahaan atau pabrik, sementara pengawas justru dipakai di lingkungan sekolah,” terangnya kepada KM.ID usai mengisi mata kuliah, Senin (26/9/2022).

 

Ali mengatakan, kesalahkaprahan ini adalah warisan pendidikan yang dikonsep Belanda. “Yang semestinya supervisor justru disebut pengawas, sampai juga, PNS-nya juga disebut pengawas,” jelasnya.

Baca Juga:  Hari Jadi ke-492, 50 Stand UMKM Bisa Anda Kunjungi di Halaman Pendapa Bupati Pamekasan

 

Dia menerangkan, istilah pengawasan di sekolah hanya sebagai konsep. Sementara praktiknya saat ini ialah mengadopsi konsep supervisi pendidikan.

 

“Bukan pengawas yang sekadar mencari salah, sebab mereka penguatannya, penguatan supervisi, walau bajunya, baju pengawas, karena PNS-nya juga disebut pengawas,” paparnya.

 

Pelaksana tugas (Plt) Kaprodi Manajemen Pendidikan Islam Pascasarjana IAIN Madura itu mengatakan, tidak mudah mengubah kesalahkaprahan pemakaian istilah pengawas dan supervisor ini.

 

“Ini sudah dibahas oleh para pakar, sudah diberikan masukan, namun sistem kita juga tidak memungkinkan untuk mengubah dengan cepat sesuatu yang salah kaprah,” sebutnya.

Baca Juga:  The basic principles of the Sugar Daddy Sugar Baby Relationship

 

Secara spesifik, Ali membedakan kerja pengawas dan supervisor. Dia menyebut, pengawas cenderung mencari kesalahan. Targetnya menghukum. Sifatnya langsung. Sementara supervisi, adalah pembinaan profesi.

 

“Jika di pabrik namanya pengawasan, ya, cocok, telat langsung potong gaji, dan di sekolah, menerapkan supervisi, hanya istilah yang dipakai tetap pengawasan,” tuturnya.

 

Salah kaprah ini, lanjut Ali, sedikit atau banyak berimbas kepada mental dan pola supervisi di lingkungan sekolah.

 

“Kadang fakta-fakta di lapangan di lingkungan sekolah gak sesuai dengan supervisi, dan yang paham, pasti menerapkan supervisi,” pungkasnya.

 

Redaktur: Ongky Arista UA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *