Akibat Rendahnya Harga Jual, Petambak Garam Merugi hingga Rp20 Juta

News64 views

KABAR MADURA | Petambak garam di Sumenep mengeluhkan rendahnya harga jual yang saat ini hanya Rp800 per kilogram/800 ribu per ton. Pada saat musim kemarau saat ini, produksi garam cukup tinggi. Namun, hal tersebut tidak didukung dengan harga jual yang layak.

Asrawi, petambak asal Saronggi Sumenep mengatakan, saat ini merugi atas harga garam yang minim itu, sehingga perlu adanya kebijakan pemerintah atau pihak perusahaan untuk menaikkan harga.

“Minimal Rp1.100-Rp1.200 per kilogram, itu sudah normal,” katanya, Senin (2/9/2024).

Dia menegaskan, banyak biaya yang dikeluarkan untuk produksi garam, bisa sampai puluhan juta. Bahkan, untuk terpalnya saja bisa menghabiskan Rp13 juta juga hingga Rp17 juta, belum lagi upah pekerja dan kebutuhan produksi lainnya.

Baca Juga:  9 Titik Bantuan Sarpras Petambak Garam di Pamekasan Belum Digarap

Hal senada disampaikan petambak asal Kalianget, Khairul. Dia mengatakan, kerugiannya saat ini hingga Rp20 juta. Bahkan lebih. Hal itu karena harga yang tidak bersahabat dengan petambak garam.

Banner Iklan

“Padahal di sini kualitas garam sangat bagus, cuaca juga bagus tetapi harganya sangat memprihatinkan,” ucap dia.

Ketua Asosiasi Petambak Garam (APG) Abdul Hayat masih akan berupaya lagi, saat ini mulai melayangkan surat lagi ke kementerian, harapannya ada respon baik sehingga minimal pada bulan ini dapat naik.

Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Perikanan Budidaya Dinas Perikanan (Diskan) Sumenep Edie Ferrydianto mengaku sudah menyampaikan keluhan petani garam ke pemerintah pusat. Dia mengatakan, produksi garam di Sumenep memang tinggi, namun harganya tidak menjanjikan.

Baca Juga:  BPBD Sampang Dapatkan Tambahan Anggaran Bantuan Air Bersih Atasi Kekeringan

Beberapa perusahaan mungkin ada yang mensyaratkan standar kualitas tertentu untuk garam yang mereka gunakan seperti, kadar natrium klorida yang tinggi. Untuk memenuhi tuntutan tersebut, Didit yakin petambak dapat mengatasinya dengan memperlama waktu panen.

“Saya akan perjuangkan harga garam, tetapi sebenarnya yang menentukan harga itu ada pada perusahaan garam ya,” ucap dia. (imd/waw)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *