KABARMADURA.ID | Banyak impian Ali Afandi setelah mendapatkan tugas di Sumenep. Plt kepala Cabang Dinas Pendidikan (Cabdindik) Jawa Timur wilayah Sumenep itu sudah mananamkan komitmen untuk memajukan mutu pendidikan di Sumenep.
IMAM MAHDI, SUMENEP
Pria kelahiran Bojonegoro, 25 Maret 1974 ini berani berkorban bolak-balik Sampang-Semenep setiap hari. Hal itu demi menjalankan tanggung jawabnya. Secara definitif, dia di sebagai Kacabdindik Jawa Timur wilayah Sampang. Namun, saat ini, dia dipercaya untuk menjadi Plt Kacabdindik Jawa Timur wilayah Sumenep.
“Saya baru satu tahun menjabat sebagai Kacabdin di Sampang, sebelumnya bertugas di Sekretariat Provinsi Jawa Timur. Alhamdulillah saat ini dipercaya menjadi Plt Kacabdindik wilayah Sumenep yang merupakan tanggung jawab baru,” katanya, Kamis (9/3/2023).
Tidak mudah baginya menjalankan tugas ganda. Selain butuh tenaga ekstra, juga tidak boleh mengurangi sedikit pun fokusnya terhadap tugas dan tanggung jawab yang diperankan. Namun, bagi Ali Afandi, menjabat di dua tempat tantangan yang harus dijalani. Dia pun berkomitmen akan selalu memberikan yang terbaik di mana dia diberikan amanah.
Menurutnya, banyak hal yang harus dikerjakan untuk meningkatkan mutu pendidikan di Sumenep. Dia berjanji, akan terus mempersiapkan implementasi kurikulum merdeka (IKM) di Kota Keris itu. Sehingga, beberapa sekolah di Sumenep yang sudah terpilih sebagai sekolah penggerak dapat memberikan contoh bagi sekolah yang lain.
Dia merasa senang bertugas di Sumenep. Sebab, saat ini terdapat program menonjol untuk sekolah di Sumenep, yakni proyek penguatan profil pelajar Pancasila (P5). Menurutnya, banyak hal yang bisa digali dari situ.
Selain itu, dia berupaya mendorong berkembanganya kualitas sekolah menengah atas (SMA) maupun sekolah menengah kejuruan (SMK) di Sumenep.
Banyak potensi yang perlu dikembangkan dari SMA dan SMK di Sumenep. Potensi itu utamanya wirausaha. Dia menyadari banyak produk luar biasa yang dihasilkan siswa SMK. Hal itu, diketahuinya saat mengadakan rapat kerja seluruh SMK swasta dengan mengadakan pameran di RRI beberapa waktu lalu. Produk-produk tersebut juga diyakini sudah layak dipasarkan.
Untuk mengimplementasikan rencananya itu, dia sudah mengkoordinasikan dengan Pemkab Sumenep. Pemkab Sumenep juga mendukung keinginannya itu. Dia juga mendorong agar Pemkab Sumenep memilih entrepreneur muda yang berasal dari alumni SMK.
Selain itu, dia ingin membentuk kelompok yang memberikan pembinaan agar siswa SMK menghasilkan produk berkualitas.
Menurutnya, banyak potensi di Sumenep yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Salah satunya produk jamu khas ramuan Madura. Selain banyak manfaat, juga dipandang dapat melestarikan warisan budaya leluhur.
“Ramuan Madura juga terkenal di kancah nasional hingga internasional, ke depan para pelajar perlu diajarkan tentang kreativitas dan keterampilan tentang itu,” tuturnya.
Selain jamu, kata Ali, banyak sekolah di Sumenep yang dapat membuat batik yang layak jual. Kemampuan yang sama, diharapkan juga terjadi di sekolah swasta yang berbasiskan pondok pesantren. Terlebih, Provinsi Jawa Timur memiliki Program One Pesantren One Produk (OPOP).
Dalam OPOP terdapat tiga program, yakni pesantrenpreneur, sosiopreneur, dan santripreneur yang dapat didorong dari SMK.
Program lainnya adalah SMA Double Track. Program tersebut memberikan pengetahuan kepada siswa dengan keterampilan vokasi (komputer, menjahit, tata busana). Sehingga siswa yang tidak bisa melanjutkan kuliah, sudah memiliki keterampilan.
Dia juga berupaya mengoptimalkan beberapa program yang belum dilaksanakan di Sumenep, seperti SMK Pusat Keunggulan (PK). Menurutnya, program tersebut dapat menjadi batu loncatan untuk kemajuan SMK dan lebih berkualitas.
“Jangan sampai semua sekolah ketinggalan zaman, khususnya guru, harus selalu aktif dengan perkembangan yang ada. Dengan begitu sekolah di Sumenep menjadi berkembang dan berkemajuan,” tuturnya.
Redaktur: Wawan A. Husna