KABAR MADURA | Mulai tahun 2024, jumlah guru diniyah di Sumenep bertambah. Tetapi anggaran untuk honornya semakin menyusut.
Pengawas Sekolah Ahli Muda Sub Koordinator Peserta Didik dan Pembangunan Karakter Sekolah Dasar (SD) Disdik Sumenep Ahmad Rasul Hariz mengatakan, saat ini tercatat ada 1.916 guru wajib diniyah mencapai. Sedangkan anggaranya menurun Rp1,6 miliar, dari sebelumnya Rp3,5 miliar dengan jumlah 1.816 guru.
“Berarti saat ini anggaran sangat berkurang ya,” katanya, Kamis (21/3/2024).
Atas kondisi itu, Hajarisman, guru asal Saronggi mengatakan, dengan berkurangnya anggaran itu membuat honor itu semakin sedikit, memang perlu ada suntikan dana lagi pada P-APBD 2024. Jika tidak, maka akan memperbanyak beban para gurunya.
“Paling tidak ada ada Rp2 miliar lagi kan,” ucap dia.
Gaji para guru program wajib diniyah diberikan setiap triwulan. Masing-masing guru mendapatkan Rp150 ribu setiap bulannya.
Menurut Ketua Komisi IV DPRD Sumenep Akis, ilmu agama sudah saatnya diterapkan secara menyeluruh di semua sekolah.
“Saat ini program wajib diniyah tersebut hanya dijalankan oleh sekolah yang ada di wilayah daratan saja, sementara wilayah kepulauan, masih belum sepenuhnya dijalankan,” ujarnya.
Menurut Akis, keberadaan wajib diniyah ini sangat penting, sehingga pemkab harus benar-benar mendorong agar program ini bisa diterapkan di semua sekolah. Apalagi, program wajib diniyah ini telah tertuang dalam Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Sumenep Nomor 4 tahun 2020 tentang Penyelenggara Pendidikan Diniyah.
“Dengan pendidikan agama, kita bisa mencetak dan menghasilkan generasi muda yang berakhlak islami, serta menghasilkan pemimpin yang memiliki sopan santun yang baik, terkait kekurangan anggaran, perlu mengajukan pada PAK 2024 nantinya,” tuturnya.
Pewarta: Imam Mahdi
Redaktur: Wawan A. Husna