KABARMADURA.ID | PAMEKASAN-Amanah lima tahun memimpin Pamekasan tidak semudah membolak-balikan tangan. Namun, bagi Bupati Pamekasan Badrut Tamam dan Wakil Bupati (Wabup) Pamekasan RB Fattah Jasin bukan masalah. Bahkan, di masa kepemimpinannya mampu merealisasikan program prioritas. Terutama di bidang kesehatan. Berkat upaya kerasnya, mampu menurunkan angka stunting. MKondisi itu bisa dipantau dari hasil survei status gizi Indonesia (SSGI). Di tahun 2021 lalu angka stunting tembus 38,71 persen dan di 2022 kemarin turun menjadi 8,10 persen.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk (DP3AP2KB) Pamekasan Munapik mengatakan, penurunan angka stunting di daerah yang identik dengan slogan Bumi Ratu Pamelingan tidak terlepas dari kebijakan sosok yang dikenal sebutan RBT. Sehingga sangat berterimakasih atas dedikasi selama 5 tahun memimpin. Untuk melanjutkan kiprahnya, akan terus berupaya seoptimal mungkin untuk menekan angka stunting. Apalagi, stunting cukup berdampak terhadap masa depan generasi di Pamekasan.
“apa yang dikerjakan Bupati Badrut Tamam dan Wabup Fattah Jasin ini sangat luar biasa, di awal kepemimpinannya angka stunting cukup tinggi, Alhamdulillah dengan kebijakannya, angka tersebut bisa turun,” ujarnya kepada Kabar Madura.
Menurutnya, komitmen dalam menekan angka stunting akan menjadi fokus utama, terlebih sinergi dengan organisasi perangkat daerah (OPD) yang bergabung dengan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS). Bahkan saat ini sudah melakukan evaluasi berkala terhadap berbagai intervensi yang dilaksanakan, baik melalui sensitive, maupun spesifik. Sebab untuk menekan angka stunting perlu dukungan dari berbagai pihak.
“Kalau penurunannya sampai 30 persen, maka di akhir 2023 angka stunting tinggal 5 persen, mudah-mudahan di 2024 angka stunting bisa zero sesuai dengan program pemerintah,” ucapnya.
Dia berjanji, akan menggalakkan langkah sosialisasi, edukasi kepada masyarakat. Terutama, bagi calon pengantin (catin). Tujuannya, agar ketika memiliki anak tidak terkena stunting, terlebih bisa menikah sesuai dengan usia yang tercantum sesuai regulasi yang berlaku. “Bagi catin kami harapkan bisa memeriksakan kesehatan reproduksinya agar sehat, sehingga ketika memasuki usia perkawinan dalam rangka mempersiapkan kehamilan bagi pengantin baru sudah punya bekal pengetahuan,” tegasnya.
Pewarta; Khoyrul Umam Syarif
Redaktur: Totok Isaanto