KABARMADURA.ID | PAMEKASAN-Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menggelar sosialisasi komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) bangga kencana dan percepatan penurunan stunting. Kegiatan yang dipelopori Sekretaris Yayasan Umum Kudsiyah Universitas Bahaudin (Uniba) Madura Annisa Zhafarina Qosasi terlaksana di Gedung Pusat Koperasi Pegawai Republik Indonesia (PKPRI) Pamekasan, Kamis (5/10/2023).
Dia menyarankan, agar semua pihak bisa bergotong royong untuk menekan angka stunting, terlebih di wilayah Madura. Secara umum, bebas dari stunting merupakan keinginan besar dari semua pemangku kebijakan. Sebab bayi dengan kondisi stunting akan berdampak pada kehidupan di masa depan.
Selain sebagai aset bangsa, secara estafet akan menggantikan para pemimpin masa kini di masa depan. Sehingga gerakan bebas stunting perlu digalakan. “Jadi terpenting itu, kesehatan dari ibunya sendiri, gizi yang cukup, lingkungan yang bersih, konsultasi ke dokter dan terus mengikuti penyuluhan, terpenting bersih,” ujarnya ketika menjadi pembicara pada kegiatan tersebut.
Figur yang juga merupakan Direktur Klub Sepak Bola Madura United itu menyampaikan, para remaja di Madura sudah banyak paham tentang pentingnya menjaga diri agar tidak melahirkan generasi yang stunting. Faktanya, mereka lebih banyak melanjutkan pendidikan di berbagai program studi (prodi) di sejumlah perguruan tinggi.
“Remaja di Madura lebih baiklah, karena kami sudah lebih modern, jadi sudah lebih maju dan lebih berpengetahuan, soal pernikahan juga tidak main-main dan kesiapan kehamilan juga sudah lebih diperhatikan,” paparnya.
Pihaknya menegaskan, para orang tua dari remaja di Madura memiliki peran penting, utamanya dalam mengarahkan para anak-anaknya untuk bisa lebih mengerti dan mengedukasi diri supaya terbebas dari stunting. Di tahun 2022, dua kabupaten di Madura mempunyai angka lebih rendah secara nasional.
Rinciannya, Kabupaten Sampang berada di angka 6,9 persen, Pamekasan 8,1 persen. Namun, dua kabupaten lainnya memiliki angka lebih tinggi atau sama dengan angka nasional. Seperti Kabupaten Sumenep berada di angka 21,6 persen dan Bangkalan dengan 26,2 persen. Sehingga, perlu kerja sama semua elemen agar Madura secara umum bisa terus menekan angka stunting.
“Kalau orang tua adalah guidance, karena orang tua pasti lebih expert, karena sudah melahirkan kita,” tegasnya.
Pewarta: Khoyrul Umam Syarif
Redaktur: Totok Iswanto