KABARMADURA.ID | SAMPANG–Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Kabupaten Sampang dipastikan absen dari Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur (Jatim) tahun ini. Keputusan itu diambil atas dasar hilangnya optimisme di dalam cabang olahraga (cabor) FPTI tersebut.
Ketua FPTI Sampang Mahardika Surya Abrianto mengatakan, di Kabupaten Sampang sangat minim talenta panjat tebing. Sebab itu, pada Porprov Jatim tahun lalu, FPTI Sampang pulang tanpa membawa satu pun medali. Atas pertimbangan itu, pihaknya enggan mengikuti Porprov Jatim.
“Kemarin saja, kami menggelar seleksi atlet yang daftar hanya 12, dan yang ikut seleksi hanya 8. Padahal sosialisasi sudah disebar ke sekolah-sekolah dan kampus,” ungkap pria yang karib dipanggil Ardi itu, Minggu (11/6/2023).
Dijelaskan Ardi, akibat keputusannya itu, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sampang tidak mengalokasikan dana hibahnya untuk cabor FPTI. Alasannya, karena FPTI enggan mengikuti porprov. Dengan demikian, tahun ini FPTI Sampang tidak kebagian anggaran sepeser pun.
Ardi mengaku kecewa atas kebijakan KONI Sampang. Namun mau tidak mau, pihaknya harus memakluminya. Karena alokasi dana hibah tahun ini dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sampang untuk KONI lebih kecil dari tahun lalu. Tahun ini KONI hanya menerima dana hibah Rp1,5 miliar.
“Saya kecewa, tapi mau bagaimana lagi. Anggaran KONI sekarang hanya Rp1,5 miliar. Berkurang Rp250 juta dibanding tahun lalu,” kata Ardi.
Padahal, lanjut Ardi, meski tidak mengikuti porprov, FPTI masih akan mengikuti Kejuaraan Provinsi (Kejurprov) Jatim seri pertama yang akan digelar pada 22-25 Juni mendatang. Sehingga, pihaknya membutuhkan anggaran untuk pembinaan atlet dan akomodasi selama mengikuti kejurprov.
Untuk itu, pihaknya berencana akan menarik iuran kepada para atlet. Iuran itu akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan akomodasi selama mengikuti kejurprov, seperti transportasi, penginapan dan konsumsi. Hal itu terpaksa akan dilakukan karena tidak ada anggaran dari KONI.
“Kejurprov tahun lalu itu kami menarik iuran setiap atlet Rp300 ribu. Itu pun masih kurang. Saya masih harus pakai dana pribadi. Selama latihan dari kemarin ini kami pakai dana pribadi,” sambung Ardi.
Namun demikian, FPTI belum membicarakan rencana penarikan iuran ini kepada para orang tua atlet. Para atlet pun belum menyatakan persetujuannya atas rencana FPTI. Bila atlet dan orang tuanya tidak setuju, maka FPTI tidak akan mengikuti ajang kejurprov pada 22 Juni mendatang.
Bila tidak berpartisipasi dalam kejurprov nanti, maka Pengurus Provinsi (Pengprov) FPTI Jatim akan menjatuhkan sanksi kepada FPTI Sampang berupa larangan mengikuti kompetisi resmi selama tahun 2024 nanti. Namun masih boleh mengikuti kejurprov seri kedua pada September nanti.
“Sebenarnya memungut iuran kepada atlet itu tidak etis. Karena seharusnya pemerintah yang membiayai. Kemarin sudah ada satu atlet yang mau pamit untuk tidak ikut kejurprov karena akan ditarik iuran,” tutup Ardi.
Pewarta: Ali Wafa
Redaktur: Wawan A. Husna