KABARMADURA.ID | SAMPANG -Bantuan droping air bersih dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur hingga saat ini belum ada kejelasan. Padahal bantuan itu untuk mengantisipasi potensi kekeringan di sejumlah desa di Kabupaten Sampang.
Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), pada musim kemarau tahun ini terdapat 92 desa yang tersebar di 14 kecamatan berpotensi mengalami kekeringan. Rinciannya, 62 desa kering kritis, 15 desa kering langka, dan 15 desa kering langka terbatas.
Kepala Pelaksana BPBD Sampang Asroni, melalui Kasi Kedaruratan dan Logistik Mohammad Imam mengatakan, tahun ini pemerintah kabupaten (pemkab) tidak menganggarkan untuk bantuan droping air bersih. Menurutnya, BPBD hanya mengandalkan bantuan dari Pemprov Jawa Timur.
“Kami sudah mengajukan bantuan ke pemprov untuk droping air ini, tapi sampai sekarang belum ada informasi lebih lanjut,” ungkap Imam saat dihubungi Kabar Madura, Selasa (4/7/2023).
Dia menjelaskan, pengajuan bantuan pengadaan air bersih itu untuk setiap desa diproyeksikan mendapatkan sebanyak 5 rit air bersih. Tapi, ini khusus desa yang berstatus kering kritis.
“Pagu anggaran yang kami ajukan ke pemprov sebesar Rp156 juta, hanya saja sampai saat ini masih menunggu info,” paparnya.
Kemudian, Imam menguraikan, untuk pengajuan dana bantuan itu menggunakan dua proposal sekaligus, yakni satu diajukan ke BPBD provinsi dan satunya lagi langsung ke Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Namun, pihaknya tidak bisa memastikan jumlah dana bantuan yang akan diterima, sebab masih dalam tahap pengajuan. Sehingga, BPBD belum bisa memetakan atau memperkirakan proses penyalurannya.
“Tunggu kabar dari pemprov, nanti kita sampaikan lebih lanjut,” tukas Imam.
Pewarta: Subhan
Redaktur: Sule Sulaiman