Belum Susun Skema Pendrisbutisian Air di Musim Kemarau, BPBD Sebut Pamekasan Belum Krisis Air

News77 views
Banner Iklan

KABARMADURA.ID | PAMEKASAN Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pamekasan sejauh ini masih belum melakukan penyusunan terkait wilayah yang akan mendapatkan pendistribusian air tahun 2023. Padahal, berdasarkan rilis dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) puncak musim kemarau tahun ini diperkirakan terjadi pada bulan Juli-Agustus mendatang.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPBD Pamekasan Yusuf Wibiseno mengatakan, belum disusunnya skema pendistribusian air itu, dikarenakan pihaknya masih belum mendapatkan laporan data terbaru dari masing-masing kecamatan. Menurutnya, diperlukan pendataan baru terkait zona wilayah dusun dan desa di setiap kecamatan. 

“Sejauh ini, data dusun dan desa di setiap kecamatan masih belum masuk kepada kami. Mungkin, pihak kecamatan masih sibuk. Baru kalau data sudah masuk, kita susun skema dan schedule pendistribusiannya. Insya Allah akhir bulan ini sudah bisa di-launching penanganan kekeringan 2023.” Ungkap Yusuf, Rabu (7/6/2023).

Yusuf mengungkapkan, saat ini wilayah Pamekasan masih tidak dikategorikan sebagai kawasan krisis air. Sebab pada bulan Mei lalu, di Pamekasan masih turun hujan. Sehingga ketersediaan air di beberapa wilayah masih tersedia. 

Baca Juga:  Normalisasi Sungai di Pamekasan Tahun Ini Berdasarkan Skala Prioritas

Kendati demikian, pihaknya mengimbau agar masyarakat menghemat air. Hal itu dikarenakan, musim kemarau bersamaan dengan masa tanam tembakau. Sehingga diperlukan penggunaan air yang secukupnya. 

Dikatakannyya, pada 2022 lalu, terdapat 9 kecamatan yang terdiri dari  72 desa dan 321 dusun yang mengalami kekeringan. Adapun 9 kecamatan itu antara lain; Pegantenan, Larangan, Pasean, Batumarmar, Waru, Palengaan, Pademawu, Kadur, dan Tlanakan. Namun, kata Yusuf, data tersebut tidak bisa dijadikan patokan untuk tahun ini, karena sifatnya bisa berubah.

“Meskipun tidak masuk pada kategori krisis air, masyarakat harus tetap hemat air. Karena kemarau ini bersamaan dengan tanam tembakau yang perawatannya membutuhkan air. Penggunaan air yang bersifat konsumtif, gunakan seperlunya saja,” pungkasnya.

Baca Juga:  Jelang Masa Jabatan Bupati dan Wabup Sampang Habis, Belasan Jabatan Strategis Dibiarkan Kosong

Pewarta: Safira Nur Laily

Redaktur: Moh. Hasanuddin 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *