KABARMADURA.ID | PAMEKASAN-Hingga saat ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pamekasan mengirim bantuan air bersih ke setiap daerah yang terdampak bencana kekeringan. Sesuai data, jumlah wilayah terdampak tembus 321 dusun dari 77 desa. Secara umum, pendistribusian air bersih merupakan salah satu upaya jangka pendek untuk mengatasi bencana kekeringan.
“Intinya, kami akan tetap berupaya seoptimal mungkin untuk memberikan kenyamanan terhadap masyarakat. Terus terang saja, kami baru di BPBD dan saat ini langsung menghadapi bencana kekeringan,” ujar Sekretaris BPBD Pamekasan Akhmad Dofir Rosidi kepada Kabar Madura, Minggu (27/8/2023).
Pihaknya mengaku, belum menganggarkan secara pasti mengenai jumlah dana yang dibutuhkan untuk mengatasi bencana kekeringan. Hanya saja, untuk memenuhi segala kebutuhan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, utamanya yang terdampak kekeringan hanya mengandalkan dua sumber dana.
“Terkadang diambilkan dari anggaran surat perjalanan dinas (SPD) dan dari biaya tidak terduga (BTT). Karena biaya untuk menanggulangi bencana kekeringan sampai detik ini belum bisa kami tentukan,” ucapnya.
Ditegaskan, sumber dana dari manapun tidak begitu penting, untuk saat ini harus mampu memenuhi kebutuhan air bersih untuk masyarakat terdampak kekeringan. Bahkan, instansinya sering berdiskusi untuk mencari terobosan baru dalam menanggulangi bencana kekeringan yang terjadi setiap tahun.
“Hasil diskusi kami, ada rencana untuk mengebor beberapa wilayah terdampak bencana kekeringan. Jadi solusi ini yang nantinya akan menjadi terobosan baru khusus masyarakat terdampak,” tegasnya.
Dijelaskan, sebelum merealisasikan program pengeboran, terlebih dulu tim dari instansinya akan melakukan penelitian. Tujuannya, untuk mempermudah mencari sumber mata air di daerah terdampak kekeringan. Paling tidak, dengan adanya pengeboran tersebut nantinya menjadi solusi jangka panjang dalam menghadapi bencana kekeringan.
“Jadi nanti masyarakat akan menerima manfaat dari adanya program pengeboran ini,” jelasnya.
Hal senada diungkapkan Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik (KL) BPBD Pamekasan Achmad Zainullah. Dia berjanji, sebelum program pengeboran direalisasikan, akan optimal mendropping air bersih terhadap masyarakat terdampak. Terutama, daerah dengan tingkat kekeringan parah. Sedangkan untuk realisasi pengeboran harus melalui beberapa tahapan.
“Termasuk bekerjasama dengan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait untuk mempercepat pelaksanaan pengeboran. Bahkan kami tidak bisa menganggarkan dana yang dibutuhkan untuk mengatasi bencana kekeringan, terlebih Pemkab Pamekasan mengalami defisit anggaran,” paparnya.
Namun yang jelas, droping air bersih sudah direalisasikan ke daerah pantai utara (pantura) dengan biaya Rp300 ribu per tangki. Biaya tersebut sudah termasuk pembelian bahan bakar minyak (BBM) kendaraan yang mengantarkan air bersih kepada masyarakat. Sedangkan untuk biaya droping air bersih ke pantai selatan belum bisa dikalkulasi. Termasuk, jumlah droping air setiap harinya.
“Biaya dalam mengatasi kekeringan ini rata-rata menghabiskan Rp300.000 per tangki, khusu ke daerah pantura,” tegasnya.
Pewarta: KM71
Redaktur: Totok Iswanto