KABARMADURA.ID | PAMEKASAN-Berkat sinergi masyarakat, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan meraih penghargaan Adipura dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia (RI), Selasa (28/2/2023).
Penghargaan tersebut diterima langsung Wakil Bupati (Wabup) Pamekasan RB Fattah Jasin. Penyerahan penghargaan dilakukan langsung oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar di Gedung Manggala Wana Bakti, KLHK RI, Jakarta.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pamekasan Supriyanto menyampaikan, penghargaan yang diraih Pemkab Pamekasan merupakan keberhasilan masyarakat di Bumi Ratu Pamelingan yang senantiasa harus bekerja sama dalam pengelolaan sampah dan ruang terbuka hijau (RTH).
“Penghargaan ini diberikan kepada masyarakat Pamekasan dalam rangkan penanganan kebersihan dan lingkungan hidup,” paparnya, Selasa (28/2/2023).
Penghargaan Adipura sempat divakumkan karena wabah Covid-19 tahun 2020 hingga 2022. Baru pada tahun 2022 dilaksanakan kembali. Objek penilaiannya di antaranya, area perkantoran, pengelolaan sampah di pasar, terminal, dan juga di sentra pedagang kaki lima.
“Jadi untuk urusan lingkungan hidup, ke depan harus terus ditingkatkan, kalau tahun ini kita mendapatkan sertifikat Adipura, untuk tahun 2023 sebisa mungkin harus mendapatkan Piala Adipura, sehingga titik pantau penilaian harus lebih diutamakan,” tuturnya.
Supriyanto mengutarakan, dari 38 kabupaten kota di Jawa Timur (Jatim), terdapat 27 kabupaten/kota yang mendapatkan penghargaan Adipura, salah satunya Kabupaten Pamekasan. Meski begitu, penghijauan dan penataan kota akan terus dipetakan dengan baik sesuai dengan kewenangannya.
“Jadi persoalan kebersihan tidak murni menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi memerlukan partisipasi masyarakat, perlu adanya kelompok swadaya masyarakat yang bisa membantu dalam pengelolaannya,” ujarnya.
Dia berharap persoalan sampah tidak menjadi masalah, tetapi bisa menjadi berkah bagi masyarakat, dengan cara dikelola dan dimanfaatkan dengan baik untuk pelestarian lingkungan.
“Jadi mungkin sampah ini bisa menjadi kompos, ataupun bisa menjadi tempat pengembangan maggot dan lainnya,” ulasnya.
Pewarta: Khoyrul Umam Syarif
Redaktur: Wawan A. Husna