Budayawan D. Zawawi Imron Tekankan Penguatan Tradisi Ngonjhâng Bhuka

News50 views
Banner Iklan

KABAR MADURA | Ngonjhâng bhuka  (mengundang orang buka puasa) termasuk yang ditradisikan warga Sumenep saat bulan Ramadan.

Budayawan Sumenep Madura D. Zawawi Imron mengatakan, budaya ngonjhâng bhuka itu memang adat orang Madura yang biasanya dilakukan oleh orang yang memiliki rezeki berlebih, mereka mengadakan salametan untuk memberi makanan untuk buka puasa.

Ngonjhâng bhuka itu bagian dari budaya Madura, pada saat bânnya’ rajekke, pas ngonjhâng oreng untuk abhuka (saat banyak rezeki, mengundang orang berbuka, red),” katanya, Selasa (26/3/2024).

Kebiasaannya yakni tatanggâ eonjâng (mengundang tetangga) lalu edha’ari (diberi hidangan) bersama saat berbuka puasa. Sesudah itu, ada yang boleh salat di tempat, ada yang segera pulang untuk salat di rumahnya.

“Itu bagian dari budaya, jadi ketika tak sempat ter-ater (tidak sempat bersedekah dengan diantar langsung) maka melakukan ngonjhâng bhuka,” papar D. Zawawi menjelaskan tentang bagaimana tradisi ngonjhâng bhuka dijalankan.

Baca Juga:  Kepala Bakesbangpol Sumenep: Realita di Madura Tidak Gambarkan Zona Merah Pilkada

Hal itu, imbuh Zawawi, bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi dan mengokohkan kebersamaan bahwa hidup tidak sendirian, sehingga perlu dilestarikan, karena kebiasaan bagus sangat berkaitan erat dengan ajaran Rasulullah yang masuk pada aktivitas bersedekah.

“Tradisi ini mulai saat ini perlu dilestarikan, utamanya bagi para pemuda perlu melestarikan itu, agar hidupnya berkat (berkah),” kata budayawan tersohor Indonesia asal Madura itu.

Budayawan yang akrab disapa Pak De itu juga menuturkan, ngonjhâng bhuka adalah mengundang orang lain, baik satu atau lebih, untuk bersama-sama berbuka puasa dengan makanan yang telah disediakan pengundang. Ini artinya, orang yang mengundang memberi makanan untuk berbuka kepada orang yang sedang berpuasa.

Baca Juga:  D. Zawawi Imron: Santri Harus Gunakan Sifat Kesantriannya

Dalam hal ini, banyak kebaikan yang dijanjikan bagi para pelakunya. Baginya, diberikan pahala semisal pahala orang berpuasa yang ia beri makanan untuk berbuka tanpa sedikit pun mengurangi pahalanya orang yang berpuasa itu.

“Dari saat ini, mumpung bulan Ramadan mari bersama-sama untuk terus bersedekah ya,” kata anggota Dewan Pengasuh Pesantren Ilmu Giri Yogyakarta  itu.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) Sumenep Mohamad Iksan mengusahakan melestarikan ngonjhâng bhuka itu, saat ini sudah melakukan berbagai kegiatan di Pemkab Sumenep. Misalnya, memberikan santunan anak yatim yang didahului dengan buka bersama, serta banyak even lainnya.

“Ini dalam rangka bersedekah, tetapi tidak semua masyarakat mengadakan ngonjhâng bhuka kecuali orang mampu,” ucap Iksan.

Pewarta: Imam Mahdi

Redaktur: Wawan A. Husna

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *