KABARMADURA.ID | PAMEKASAN-Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan terus konsisten memberikan layanan kesehatan terbaik kepada masyarakat. Kendati baru pulih dari situasi wabah Covid-19, yang cukup berdampak pada semua sektor layanan, namun urusan kesehatan tetap menjadi prioritas khusus. Utamanya dalam menekan penyakit tuberkulosis (TBC).
Bupati Pamekasan Baddrut Tamam menyampaikan, dalam menekan TBC, harus menjadi perhatian lintas sektor, mulai dari organisasi masyarakat (ormas), semua universitas di Pamekasan, dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Pamekasan.
Seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) juga diharapkan terlibat, terutama Dinas Kesehatan (Dinkes) Pamekasan. Semua pihak diminta memaksimalkan sosialisasi dan pelayanan kesehatan melalui fasilitas kesehatan (faskes) dari semua level layanan.
“Kabupaten maju itu, ditentukan sejauh mana kita melakukan kolaborasi dan inovasi, maka pilihan penting yang perlu dilakukan adalah inovasi, untuk menuju itu semua memerlukan komitmen,” paparnya, Rabu (5/7/2023), saat memberi pengarahan pada rapat kerja program TBC Dinkes Pamekasan di Ballroom Hotel Azana Pamekasan.
Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu menyampaikan, pada tahun 2030, Pemerintah Indonesia menargetkan sudah terbebas dari penyakit TBC. Oleh karena itu, Pemkab Pamekasan terus berkomitmen untuk memberikan pemeriksaan dan pemberian obat secara gratis kepada warganya terjangkit TBC.
Terlebih, sudah diimplementasikan program universal health coverage. Sehingga, secara khusus, untuk kabupaten berjuluk Gerbang Salam ini, penyakit TBC terbebas sebelum tahun 2030 akan lebih baik.
Berdasarkan data yang dimiliki Pemkab Pamekasan, terdapat 9.000 orang di Pamekasan yang diasumsikan terkena TBC, sekitar 1.900 orang yang sudah positif terkena TBC.
“Konsistensi pengobatan selama 6 bulan sangat dibutuhkan agar bisa sembuh total, pemeriksaannya gratis, obatnya gratis, tinggal masyarakat punya kesadaran, bahwa TBC ini beda dengan cekkek (penyakit batuk disertai muntah darah yang dipercaya sebagian masyarakat Madura karena ulah makhluk gaib)” ujarnya.
Dia menjelaskan, untuk mempercepat penekanan TBC, para kader yang memang dibekali pengetahuan tentang tindakan preventif secara medis, harus juga berbaur dengan semua lapisan masyarakat, supaya edukasi langsung kepada masyarakat bisa tersampaikan secara masif.
“Hari ini sedang dirumuskan road map dari penekanan TBC di Pamekasan, tetapi kalau misalnya nantinya menghasilkan keputusan sebelum 2030 sudah tidak ada TBC di Pamekasan ini sangat top,” ujarnya.
Tokoh Nahdlatul Ulama (NU) itu menegaskan, dalam struktur organisasi pemerintahan tidak ada satu pun yang lebih terhormat. Artinya, dalam jabatan apa pun, akan terhormat sesuai dengan kualitas dan kuantitas kerja yang diinovasikan dan dikomitmenkan.
“Kalau membuat road map tidak usah panjang di rapatnya, tetapi harus panjang di kerja nyatanya,” imbuhnya.
Pewarta: Khoyrul Umam Syarif
Redaktur: Wawan A. Husna