Bursa Cawabup Pamekasan Lebih Menghangat

Editorial365 views
Banner Iklan

KABAR MADURA | Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada Serentak 2024 sebentar lagi. Pamekasan menjadi satu di antara banyak kabupaten/kota yang akan menggelar pesta demokrasi lima tahunan ini. Sejumlah nama tokoh lintas unsur sudah digadang-gadang akan maju, baik melalui media sosial, media massa, maupun media baliho di jalan-jalan.

Aktivis, akademisi, dan pengamat politik mulai gencar beropini tentang sosok yang diharapkan masyarakat menjadi suksesor Baddrut Tamam-RB. Fattah Jasin membangun Pamekasan. Ada satu di antara mereka bersuara bahwa kandidat pendatang baru lebih memiliki peluang untuk menang.

Selain itu, juga ada akademisi yang berpendapat bahwa Pamekasan masih sangat kental dengan pemimpin dari pesantren. Sehingga, menurutnya calon yang lahir dari pesantren atau mewakili kaum sarungan alias santri akan lebih banyak dipilih.

Kita tahu, dalam pilkada ini kontestannya itu berpasang-pasangan, calon bupati (cabup) dengan calon wakil bupati (cawabup). Sehingga pasangan ini tidak bisa dipisahkan, akan saling mengisi, untuk merebut suara masyarakat.

Di posisi bakal cabup Pamekasan mencuat nama-nama beken, seperti incumbent Bupati Pamekasan Baddrut Tamam, incumbent Wabup Pamekasan RB. Fattah Jasin, mantan Kepala Kemenag Pamekasan Affandi, mantan Bupati Pamekasan 2008-2013 KH. Kholilurrahman, dan Sekretaris DPC Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Pamekasan Achmadi.

Tidak hanya itu, juga muncul nama Rudy Susanto. Tokoh yang juga santer pada bursa pencalonan bupati Pamekasan 2018 lalu. Dia saat ini menjabat sebagai Kasi Penyidikan Kantor Syahbandar Utama Surabaya. Kemudian ada nama Kabid Inovasi dan Teknologi Badan Riset dan Inovasi Daerah Jawa Timur Firman Syah Ali. Dia juga keponakan dari mantan Menko Polhukam, Mahfud MD.

Lalu, tidak lolosnya PPP ke Senayan juga berefek pada bursa pencalonan bupati Pamekasan. Achmad Baidlowi atau Awiek, yang sebelumnya dinyatakan lolos menjadi DPR RI dengan suara terbanyak ketiga nasional, berpotensi pulang kampung ikut menambah ketatnya perebutan kursi bupati Pamekasan.

Namun, dari sekian nama yang sudah muncul untuk maju sebagai cabup, pembahasan menarik justru bermunculannya tokoh yang akan maju atau dinilai layak menjadi cawabup di Kabupaten Gerbang Salam ini. Sebab, pengalaman di beberapa pilkada sebelumnya, sosok cawabup ini sangat menjadi penentu kemenangan, tidak bisa hanya dianggap sebagai pelengkap atau ban serep saja.

Baca Juga:  Siap Maju Pilkada Pamekasan 2024, Kiai Kholil Klaim Sudah Didukung Pengusaha

Sudah ada beberapa nama yang muncul atau dimunculkan untuk menjadi kandidat kuat cawabup. Tidak kalah ramai dengan bursa cabup. Nah, menariknya, semua nama adalah pendatang baru, mulai dari tokoh birokrat, kepala desa, tokoh pemuda, hingga anggota legislatif.

Pertama, Totok Hartono. Baru-baru ini, birokrat yang punya pengalaman lama di pemerintahan ini tidak malu-malu menyatakan bahwa dia ingin terus berdedikasi untuk pembangunan Pamekasan. Dia ingin lebih panjang menjadi bagian sejarah dari Pamekasan, salah satunya dengan bertekad akan maju sebagai cawabup pada pilkada yang akan digelar 27 November 2024 mendatang.

Totok birokrat sejati. Dia pernah sukses menahkodai Dinas Pekerjaan Umum (PU) dan Bina Marga Pamekasan. Karena kesuksesannya itu karir Totok terus melonjak hingga berhasil menduduki kursi Sekretaris Daerah (Sekda) Pamekasan. Jabatan terakhirnya sebelum pensiun adalah Staf Ahli Bupati Pamekasan Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan.

Pria berkumis tebal itu layak diperhitungkan. Lama menjadi birokrat dan menduduki jabatan strategis membuatnya banyak relasi, termasuk dengan para kepala desa di Pamekasan. Saya rasa itu adalah nilai lebih yang dimiliki Totok untuk bisa “fight” berebut posisi orang nomor dua di Pamekasan.

Kita tahu, kepala desa menjadi satu elemen penting dalam kontestasi demokrasi tingkat kabupaten. Kekuatan dan basis massanya jelas.

Mumpung bicara kepala desa, nama kedua yang dinilai layak menjadi cawabup Pamekasan ini adalah seorang kepala desa yang masih muda. Dia adalah A. Fauzi M, Kepala Desa Bungbaruh, Kecamatan Kadur. Fauzi yang sebelumnya seorang aktivis dan jurnalis ini disebut-sebut sosok tepat menjadi penerus mendiang Raja’e, wabup Pamekasan 2018-2020.

Mantan aktivis HMI ini dikenal sosok yang proaktif terhadap kepentingan masyarakat. Bahkan, sebelum menjadi kepala desa, dia sudah menjadi penggerak pembangunan infrastruktur desa.

Selanjutnya, ada sosok muda yang baru terpilih menjadi anggota DPRD dari daerah pemilihan (dapil) Pamekasan IV (Pegantenan, Pakong, dan Kadur). Dia politisi PDI Perjuangan, Nadi Mulyadi.

Baca Juga:  Membedah Sanksi Kasus Pelecehan dan Plagiarisme di IAIN Madura

Bagi pemuda di Pamekasan, sosok ini tidak mungkin asing lagi. Nadi kini sedang menjabat ketua PA GMNI Pamekasan dan wakil ketua PC GP Ansor Pamekasan membidangi Badan Ansor Anti Narkoba (BAANAR). Nadi juga pernah menjadi tenaga ahli (TA) Ketua Banggar DPR RI MH. Said Abdullah.

Dia dinilai kuat sebagai representasi kaula muda pada bursa cawabup Pamekasan. Meski masih muda, dia dipandang punya jiwa leadership yang mumpuni dan jejaring yang kuat, terutama ke tingkatan pusat.

Setelah Nadi, ada dua anggota legislatif Pamekasan, Abd. Rasyid Fansori dan Khairul Umam. Keduanya dikenal sebagai legislator muda yang peduli dengan kepentingan masyarakat.

Pada Pemilu 2024, Rasyid Fansori mendapatkan suara terbanyak caleg DPRD Pamekasan. Berangkat dari PPP, dia berhasil meraup 16.163 suara di dapil Pamekasan III (Batumarmar, Pasean, dan Waru). Melihat itu, dia dianggap layak menjadi cawabup Pamekasan. Karena perolehannya itu membuktikan bahwa dia sangat diterima di masyarakat.

Bahkan, pria kelahiran 1985 ini dinilai tepat sebagai representasi masyarakat Pantura. Dia juga diklaim sudah didukung oleh sejumlah kepala desa.

Sedangkan Khairul Umam adalah politisi PKB. Rekam jejaknya sudah tidak bisa diragukan lagi. Dia kembali terpilih sebagai anggota DPRD Pamekasan dari dapil Pamekasan II (Proppo dan Palengaan). Kini dia menjabat sebagai wakil ketua DPRD Pamekasan 2019-2024.

Sebab itu, Umam dianggap menjadi salah satu pesaing kuat dalam bursa cawabup Pamekasan. Sebelum menjadi anggota legislatif, mantan aktivis PMII ini adalah akademisi. Sehingga, dia dianggap cocok memimpin Kabupaten Pendidikan ini.

Sebagai kesimpulan, lima nama di atas cukup sepertinya pantas dijagokan. Terlebih lagi, dari lima orang itu, empat di antaranya dari kaum muda, kenyang pengalaman memimpin. Masing-masing punya keunggulan. Ditambah dengan Totok Hartono yang punya pengalaman birokrasi cukup lama, rasanya cukup banyak tokoh Pamekasan yang layak diperhitungkan.

Oleh: Sule Sulaiman, Redaktur Kabar Madura.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *