Cabor Bridge Pamekasan Kesulitan Jaring Atlet Baru

Olahraga94 views
Banner Iklan

KABARMADURA.ID | PAMEKASAN -Cabang olahraga (cabor) Bridge Pamekasan kesulitan dalam mencari atlet baru. Hal itu terjadi lantaran kurangnya ketertarikan dari masyarakat terhadap cabor tersebut. 

Menurut Ketua Cabor bridge Abdul Jamil, ada beberapa faktor yang menjadikan cabor yang dibinanya itu mengalami kesulitan dalam menjaring atlet baru. Satu di antaranya karena bridge merupakan cabor berbasis akademik yang memiliki tingkat kesulitan tersendiri, layaknya matematika. Selain itu, juga dikarenakan cabor bridge bersifat pertandingan introvert yang dilakukan secara tertutup. 

“Bridge ini layaknya ikut les matematika. Karena dalam bridge, kita menghitung, belajar aritmatika juga. Intinya tidak jauh berbeda dengan matematika. Dan juga, pertandingan bridge dilakukan secara tertutup tidak bisa ditonton. Sedangkan anak muda sekarang, anggapannya yang banyak ditonton orang lebih seru,” jelasnya kepada Kabar Madura, Minggu (8/10/2023). 

Untuk mengatasi kesulitan itu, kata Jamil, pihaknya menyasar lembaga pendidikan untuk dilakukan pembinaan dalam proses penjaringan atlet baru. Paling tidak, satu sekolah bisa menjaring setidaknya 10 peminat. Kemudian, dilakukan pembinaan dan pendampingan kepada peserta yang mendaftar. 

Baca Juga:  Taat Regulasi, Madura United Telah Mempersiapkan 9 Pemain U23

Jamil mengungkapkan, saat ini cabornya tersebut memiliki 20 atlet. Menurutnya, jumlah atlet itu berpengaruh terhadap prestasi cabor. Untuk itu, pihaknya terus menggencarkan sosialisasi serta pembinaan untuk menjaring atlet berprestasi. 

Meski sulit menjaring atlet baru, lanjutnya, saat ini pihaknya tetap mengikuti event-event kejuaraan, baik tingkat daerah maupun nasional. Terdekat, beberapa atlet Bridge Pamekasan akan berlaga di suatu event kejuaraan pada pertengahan Oktober ini.

“Bridge ini tidak ada batasan umur. Semua kalangan bisa ikut. Tapi memang, untuk sosialisasinya kami bidik sekolah-sekolah, mulai dari tingkat SD hingga SMA. Kendalanya, kadang atlet potensial di bridge itu diambil oleh sekolah masing-masing untuk diikutkan ke olimpiade, O2SN misalnya,” ungkapnya. 

Baca Juga:  Dimainkan atau Tidak untuk FIFA Matchday, Cak Ndin: Saya pasrahkan kepada coach STY

Pewarta: Safira Nur Laily

Redaktur: Sule Sulaiman

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *