Cara Rihana Handicraft Tarik Minat Konsumen; Kembangkan Teknik Pewarnaan Daun, Utamakan Kualitas Produk

News111 views
Banner Iklan

KABARMADURA.ID | Sejak tahun 2011, Rifkiyatul Muharrom mulai merintis usahanya. Dia menamakan usahanya: Rihana Handicraft. Bergerak di bidang penjualan tas batik, baju batik, dan tas perca. Selain itu, dia menegaskan, salah satu faktor yang menggerakkan dirinya untuk berwirausaha yaitu tuntutan ekonomi.

SAFIRA NUR LAILY, PAMEKASAN

            Seiring berjalannya waktu, dia mulai memberanikan diri berinovasi untuk mengembangkan usahanya. Salah satunya dengan cara memadukan konsep ecoprint dalam usahanya. Ecoprint sendiri yaitu teknik mencetak pada kain dengan menggunakan pewarna alami dan membuat motif dari daun secara manual yaitu dengan cara ditempel sampai timbul motif pada daun.

Pengembangan tersebut bukan tanpa alasan. Sebab, dia melihat peluang potensi dan peluang pasar dari bisnisnya tersebut cukup menjanjikan. Apalagi dia memiliki prinsip bahwa salah satu untuk memajukan bisnisnya yaitu dengan cara cekatan membaca peluang pasar. Ide terkait ecoprint sendiri muncul pada tahun 2018.

Baca Juga:  Capaian Retribusi Daerah di Sampang Gagal Penuhi Target

Seiring berjalannya waktu, perempuan yang akrab disapa Rifki tersebut kian getol mendalami ilmu tentang ecoprint. Hal tersebut bisa dilihat dari keaktifannya mengikuti beragam pelatihan mengenai ecoprint. Sehingga, dia mulai bisa menyajikan beragam motif unik dari daun alami di kain, baju, kerudung, dan sebagainya.

“Produk dari ecoprint ini bermacam-macam ada baju, kerudung, tas. Masing-masing dari produk tersebut memiliki nilai harga yang berbeda. Kerudung 100 ribu, tas kain 200 hingga 300 ribu. Kalau tas kulit, 300 ribu sampai 400 ribu,” ungkapnya kepada Kabar Madura, Senin (12/12/2022).

Rifki mengungkap, awalnya dia kesulitan mendapatkan daun yang tepat untuk menghasilkan warna. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, dia mulai menanam untuk menghasilkan daun-daun yang dibutuhkan.

Baginya, ketepatan dalam memilih daun untuk dijadikan motif sangat berpengaruh terhadap hasil yang diperoleh. Pasalnya, tidak semua daun bisa menghasilkan warna. Oleh karena itu, ia sangat memperhatikan kualitas daun yang akan digunakan untuk mendapatkan hasil yang bagus.

Baca Juga:  Kemenag Sumenep Butuh Banyak Pendamping Sertifikasi Halal Produk UMKM

Alumnus Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pamekasan itu mengaku, tidak mudah memang dalam menjalankan usahanya. Terlebih ketika ia harus membagi waktu dengan kegiatan lain. Namun, dirinya bisa mengatur waktu tersebut dengan tetap memprioritaskan usahanya.

Diakuinya, usaha yang berlokasi di Desa Tobungan, Kecamatan Galis itu, sudah mendapatkan penghargaan juara satu desain produk tingkat provinsi. Melalui usahanya tersebut, dia bisa memberdayakan ibu-ibu warga setempat. Pendapatannya juga semakin meningkat sejak menerapkan ecoprint dalam usahanya.

“Pendapatan jauh lebih meningkat dari sebelumnya. Karena kalau yang tas batik itu, produksinya ketika ada pesanan. Nah kalau yang ecoprint ini peminatnya banyak dan di masa sekarang ecoprint menjadi tren,” tutur Rifki.

Redaktur: Muhammad Aufal Fresky

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *