KABARMADURA.ID | SUMENEP – Banyak media yang bisa digunakan untuk mengedukasi masyarakat, termasuk salah satunya melalui musik. Itu yang saat ini kerap dilakukan oleh Pecinta Musik Angklung Sumenep (PMAS). Mereka sering kali diundang untuk menyampaikan pembelajaran melalui media musik angklung.
MOH RAZIN, SUMENEP
Salah seorang anggota PMAS, Aldi Setia Budi, mengatakan, selain aktif latihan musik angklung, dirinya juga diajarkan tentang sejarah dan fungsi permainan musik angklung. Menurutnya, tidak mudah memainkan angklung butuh konsentrasi dan latihan secara intensif.
Apalagi, kata Aldi, alat musik angklung dimainkan dengan cara digoyangkan (bunyi disebabkan oleh benturan badan pipa bambu) untuk menghasilkan bunyi yang bergetar dalam susunan 2, 3, hingga 4 nada dalam setiap ukuran, baik besar maupun kecil. Selain itu juga tidak dimainkan oleh satu personel saja, makanya butuh ikatan emosional yang erat.
“Berkat latihan, alhamdulillah kami sudah bisa tampil di beberapa pagelaran-pagelaran, terutama yang melibatkan anak-anak,” ujarnya, Minggu (15/10/2023).
Pada kegiatan yang melibatkan anak-anak, dia menambahkan, lirik lagu harus disesuaikan. Misalnya terkait edukasi rajin menabung, maka isi larik dan atraksinya harus saling berkesinambungan.
Pihaknya sering menyisipkan edukasi atau kalimat ajakan di jeda-jeda musik yang dilantunkan secara bersama-sama. Biasanya, kalimat itu disesuaikan dengan tema atau permintaan yang mengundang.
“Terbaru kami diundang salah satu bank, maka kami tampilkan lirik-lirik sosialisasi agar bank itu programnya diminati,” imbuhnya.
Dikatakan, sebenarnya banyak lagi keunikan dan kelebihan dari musik angklung, tetapi sejauh ini proses belajarnya masih terkait penguasaan lagu-lagu yang sesuai kebutuhan-kebutuhan.
“Itu juga sebagai stok saat tampil nantinya,” tukasnya.
Redaktur: Sule Sulaiman