Cuaca Ekstrem, Masyarakat Pamekasan Dihantui Bencana

News144 views
Banner Iklan

KABAR MADURA | Selama beberapa hari terakhir, cuaca di beberapa daerah tidak stabil, termasuk di Pamekasan. Pada Selasa lalu (12/3/2024), sebagian wilayah di kota Gerbang Salam terendam banjir. Setelah itu, kini masyarakat dikhawatirkan dengan terjadinya bencana longsor.

Plt. Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pamekasan Akhmad Dofir Rosidi mengatakan, longsor juga berpotensi terjadi selama cuaca ekstrem. Pasalnya, intensitas hujan yang tinggi dan ditambah angin kencang.

Menurut Dofir, sedikitnya ada tiga wilayah yang berpotensi terjadi longsor, yakni Kecamatan Waru, Kecamatan Batumarmar, dan Kecamatan Pegantenan.

“Selain longsor, juga ada abrasi. Makanya kami imbau, sementara waktu nelayan tidak melaut dulu. Karena sekarang ini masih angin ditambah hujan tidak menentu. Kalau perkiraan dari BMKG, cuaca ekstrem ini berakhir hingga 18 Maret,” ungkap Dofir, Minggu (17/3/2024).

Baca Juga:  Petani Tembakau Sumenep Minta Pemkab Tekan Gudang Kembali Buka Pembelian

Dia mengaku, pihaknya telah melakukan mitigasi bencana sebagai upaya mengurangi risiko bencana yang akan terjadi, seperti menebang pohon yang dianggap akan roboh dan membahayakan, melakukan sosialisasi penanganan bencana kedaruratan bencana sejak dini, intens pemantauan, dan lainnya.

Namun, dalam realisasinya, pihaknya cenderung terkendala cuaca yang tidak stabil. Sehingga, dalam mitigasi yang dilakukan terkadang tidak sesuai dengan yang sudah direncanakan. Dia menuturkan, sepanjangan cuaca ekstrem yang terjadi hampir satu minggu terakhir, terdapat bencana banjir yang melanda enam kelurahan dan tiga desa, satu kejadian pohon tumbang di Jalan Jingga, dan satu jembatan rusak akibat banjir.

Baca Juga:  Pelatihan Bordir Nol Peminat, DPRD Warning Diskop UKM dan Naker Pamekasan

“Semoga bencana di Pamekasan berkurang. Masyarakat bisa melakukan penanggulangan bencana sejak dini,” harapnya.

Sementara itu, seorang warga asal Kecamatan Pegantenan Moh. Firdaus menyampaikan, ada kekhawatiran tersendiri baginya selama cuaca ekstrem ini. Sebab, di wilayahnya cenderung mengalami longsor dan rumah ambruk akibat hujan deras dan angin kencang. Dia berharap, cuaca segera stabil dan tidak ada lagi bencana.

“Kalau musim kayak gini, takut. Apalagi awal tahun kemarin di Pegantenan sudah puluhan rumah yang roboh karena angin,” jelasnya.

Pewarta: Safira Nur Laily

Redaktur: Sule Sulaiman

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *