KABARMADURA.ID | SAMPANG–Dalam rangka memperingati Hari Jadi (Harjad) Kabupaten Sampang ke-399, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sampang akan menggelar senam massal untuk memecah rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) sebagai peserta senam terbanyak.
Ketua Persatuan Senam Indonesia (Persani) Kabupaten Sampang Susilarini mengatakan, senam itu akan dilaksanakan pada Rabu (21/12/2022). Senam itu akan diikuti oleh ribuan aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemkab Sampang.
Wanita yang akrab dipanggil Rini itu menyebut, senam massal itu akan melibatkan 10.399 orang peserta. Ribuan ASN dan anggota Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) akan dilibatkan. Beberapa komunitas juga akan terlibat.
Senam itu, lanjut Rini, akan digelar di sepanjang Jalan Wahid Hasyim. Untuk memastikan jumlah peserta, pihaknya mendata terlebih dahulu seluruh peserta yang akan mengikuti senam massal. Pihak MURI akan hadir untuk menghitung jumlah peserta senam.
“Kami telah berkoordinasi dengan pihak MURI. Nanti MURI akan datang ke lokasi,” ujarnya, Minggu (11/12/2022).
Namun, di balik rencana besar itu, menyimpan sisi lain yang tidak mengenakkan. Sebab, seluruh ASN diminta untuk membeli satu setel baju senam seharga Rp200 ribu. Hal itu diungkapkan oleh salah seorang ASN di Kabupaten Sampang yang enggan disebutkan namanya.
Dia mengaku keberatan atas kebijakan pengadaan seragam senam yang membebani para ASN. Bahkan dia menyebut, tidak hanya dirinya, banyak ASN lainnya yang juga keberatan. Sebab, selain diharuskan mengikuti senam, mereka juga diharuskan merogoh kocek pribadinya.
Meski merasa keberatan, dia dan ASN lainnya merasa tidak berdaya. Mereka takut untuk mengungkapkan rasa keberatannya. Padahal menurutnya, bila yang ingin dipecahkan rekor jumlah peserta senam, maka seharusnya meski tanpa berseragam rekor itu akan terpecahkan.
“Banyak teman-teman ASN keberatan. Cuma kan ini seolah-olah perintah, ASN kan harus loyal. Sudah pegawainya tidak diopeni, masih dibebani,” keluh salah satu ASN Sampang yang meminta identitasnya dirahasiakan, Minggu (11/12/2022).
Di lain pihak, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sampang Moh. Iqbal Fathoni menyesali rencana senam massal tersebut. Politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu cenderung lebih mempertimbangkan urgensi dan manfaat dari senam itu.
Menurutnya, membebani ASN untuk membeli baju olahraga sebesar Rp200 ribu bukan kebijakan yang tepat. Bahkan pria yang karib dipanggil Fafan itu menyebut, rencana senam massal itu merupakan ide konyol. Karena hanya demi sebuah rekor, masyarakat terbebani.
“Urgensinya apa. Menurut saya, rekor sesungguhnya yaitu saat seluruh masyarakat sejahtera, saat masyarakat tidak kebingungan memenuhi kebutuhannya. Kalau seperti ini, kesannya terlalu memaksakan,” tegas Fafan, Minggu (11/12/2022).
Fafan menambahkan, dana yang dikumpulkan dari seluruh ASN mencapai Rp2,1 miliar. Dana sebesar itu dinilai akan lebih bermanfaat bila digunakan untuk membangun infrastruktur jalan yang banyak rusak atau dialokasikan untuk program pengentasan kemiskinan.
Lebih parahnya lagi, uang Rp2,1 miliar tersebut tidak berputar di Kabupaten Sampang. Sebab, dalam pengadaan ribuan baju olahraga, tidak melibatkan pelaku usaha lokal. Baju olahraga itu dibuat di luar daerah. Karena itu dia menilai, senam massal untuk rekor MURI merupakan ide gila.
“Kalau ASN disebut rela dengan dana itu, kenapa tidak untuk bangun jalan saja, atau diberikan kepada anak yatim dan masyarakat miskin. Masyarakat Sampang tidak dapat apa-apa dari kegiatan ini. Ini sungguh ide gila,” tandas Fafan.
Reporter: Ali Wafa
Redaktur: Wawan A. Husna