KABARMADURA.ID | Mengedukasi masyarakat untuk mencintai sesama makhluk di muka bumi, khususnya tentang cinta kepada hewan tentu tidak mudah. Terlebih sasarannya anak-anak. Namun, hal itu tidak menjadikan pria asal Desa Plakpak, Kecamatan Pegantenan ini tidak kehabisan cara. Dia mengedukasi dengan menyuguhkan konten-konten yang dibuatnya di kanal youtube Binatangku. Begitulah cara yang dilakukan pria yang akrab disapa Didin itu dalam mengedukasi masyarakat untuk cinta kepada hewan.
SAFIRA NUR LAILY, PAMEKASAN
Kecintaannya kepada hewan, terutama pada monyet, membuat Didin berinisiatif untuk membuat konten youtube. Dia berpikir, bagaimana membuat konten yang tidak banyak orang yang membuat namun menarik, banyak penontonnya dan tentang hewan. Pada 2020, Didin memutuskan untuk membuat konten tentang monyet, hewan peliharaannya.
Didin mengaku, aktif menjadi konten kreator youtube sejak 2018 lalu. Saat itu, dia fokus membuat konten tentang sepak bola. Dia baru sadar, jika hobinya memelihara hewan juga bisa memberikan manfaat yang baik untuk dirinya dan orang lain. Baru kemudian pada tahun 2020, pria kelahiran 1993 itu tidak hanya membuat konten sepak bola. Melainkan juga membuat konten monyet peliharaannya.
Keunikan dari konten hewan peliharaannya ini, Didin tidak hanya menyajikan video kegiatan sang monyet dengan ala kadarnya. Ia membuat alur cerita di mana pemeran utamanya adalah sang monyet. Ceritanya beragam, mulai dari monyet berkebun, menolong bebek yang sedang mencari telurnya yang hilang, dan cerita edukatif lainnya.
“Di sini saya berusaha memberikan edukasi kepada masyarakat khususnya anak-anak agar tidak takut dengan hewan. Justru harus cinta kepada hewan. Konsep videonya seperti kartun, ada alur cerita dan pesan moralnya,” ungkap Didin kepada Kabar Madura.
Diakuinya, dari awal sebagai seorang youtuber, tidak sedikit orang yang merendahkan pekerjaannya. Ada yang menganggap aneh, lantaran kegiatan yang dilakoninya tidak lazim di lingkungannya. Namun semangat pantang menyerah dan kebal telinga, membuat Didin tidak pernah patah arang dalam berbuat. Ia tetap konsisten membuat konten.
Perjuangan Didin tak sia-sia, konsistensinya membuahkan hasil. Dirinya mampu meraup pendapatan belasan hingga puluhan juta perbulan. Bahkan, dia sudah mampu membeli rumah dan mobil serta keperluan lainnya.
“Gak nentu tiap bulannya. Kadang Rp18 juta, Rp20 juta, Rp25 juta, bahkan Rp50 juta juga pernah,” tambahnya.
Selain membuat konten, Didin juga sering membuat kegiatan untuk sharing bersama para youtuber lainnya. Bahkan, dia juga membuat komunitas yang diberi nama Youtuber Patobin Pamekasan (YPP). Wadah itulah yang menjadikan dia dengan para youtuber lainnya bisa bersilaturahmi dan berdiskusi tentang masing-masing konten yang mereka tekuni.
Menurut Didin, relasi dan jaringan yang kuat sangat diperlukan dalam kehidupan sosial, terlebih untuk memberangus kebuntuan dalam menyajikan konten-konten dan beragam hal berkenaan dengan peryoutuberan.
Dia juga meyakini, dengan menjaga silaturahmi sesama youtuber akan menambah ilmu dan pengetahuannya. Hal itu juga tidak akan membuatnya rugi, justru sebaliknya.
“Proses di youtube itu panjang. Tidak serta merta diunggah langsung dapat duit, butuh proses. Belum lagi memikirkan konten yang berfaedah dan berguna bagi penonton. Itulah kenapa, kami sering silaturahmi dan sharing,” terang pemilik kafe Patobin Pamekasan itu.
Redaktur: Moh. Hasanuddin