Dinkes Pamekasan Ingatkan Deteksi Dini Gejala Kanker, Bisa Ditangani di Puskesmas

News84 views
Banner Iklan

KABARMADURA.ID | PAMEKASAN-Dinas Kesehatan (Dinkes) Pamekasan menggelar peringatan Hari Kanker Anak Sedunia 2023, Selasa (14/2/2023) di Pendopo Ronggosukowati Pamekasan. Peringatan digelar melalui senam sehat bersama dan talkshow bertema Satukan Kata dan Langkah.

Kegiatan tersebut melibatkan berbagai organisasi kewanitaan itu, di antaranya; Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP.PKK) Pamekasan, Dharma Wanita Persatuan (DWP) Pamekasan, Bhayangkari Polres Pamekasan, Persit Kodim 0826 Pamekasan.

Kepala Dinkes Pamekasan dr. Saifuddin menyampaikan, penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di Indonesia, sehingga menjadi salah satau perhatiannya untuk melakukan promosi preventif dengan cara pemeriksaan kesehatan secara rutin.

Baca Juga:  Cerita Awal Mula Tari Topeng Gethak Pamekasan, Berasal dari Tugas Akhir Kuliah Parso

“Masyarakat semakin waspada dan semakin peduli terhadap kesehatannya, termasuk keluarganya, jadi kalau ada benjolan segera diperiksakan, agar penemuan dini diharapkan angka kesakitan selanjut untuk menekan angka kematian,” paparnya saat memberikan sambutan sebelum dimulainya talkshow.

Saifuddin mengatakan, langkah yang dilakukan untuk menekan terjadinya kanker, yakni melakukan tindakan preventif dengan memberikan pemeriksaan inspeksi visual asam asetat (IVA) secara gratis di 21 pusat layanan kesehatan (puskesmas).

Jika ditemukan ada gejala kanker, bisa dilakukan pengobatan lanjutan, agar bisa disembuhkan selagi tidak memasuki stadium akhir.

“Kanker ini masih menjadi penyebab kematian, kalau kita lihat penyakit kanker terbanyak, yaitu kanker payudara, kanker servik, kanker paru, dan kanker hati, dan lainnya,” ulas Saifuddin.

Baca Juga:  Grapzi Kangean Siap Menangkan 02, Fauzi Dikagumi Warga Kepulauan

Penyebab tingginya kematian dari penyakit kanker diakui karena proses deteksinya lambat.Masyarakat yang terpapar tidak segera melakukan pemeriksaan. Ketika sudah memasuki stadium akhir baru melakukan pemeriksaan, sehingga sulit disembuhkan.

“Kalau masih stadium satu, stadium dua itu masih bisa diambil tindak lanjut dengan radioterapi, biasanya bisa dituntaskan. Tapi kalau sudah lambat, biasanya penyebaran penyakitnya di tubuh penderita semakin banyak. Kalau sudah menyebar, angka harapan hidupnya rendah sekali, biasanya 5 tahun meninggal,” ujarnya.

Pewarta: Khoyrul Umam Syarif 

Redaktur: Wawan A. Husna

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *