KABAR MADURA | Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) Republik Indonesia (RI) belum merilis kuota Sekolah Penggerak 2024. Namun meskipun demikian, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Pamekasan sudah mempersiapkan skema Sekolah Penggerak Mandiri yang secara umum mengikuti berbagai standarisasi dari Kemendikbud Ristek.
Kepala Bidang (Kabid) Pembinaan Sekolah Dasar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Pamekasan Taufik Hidayat menyampaikan, khusus jenjang pendidikan sekolah dasar (SD) terdapat 15 sekolah yang sudah ditetapkan sebagai Sekolah Penggerak di angkatan ketiga pada 2022. Sedangkan pada 2023 lalu memang tidak ada kuota Sekolah Penggerak di Pamekasan. Sementara untuk tahun ini masih belum ada kepastian mengenai seleksi Sekolah Penggerak tersebut.
“Kami sudah konsultasi kepada Balai Besar Penjamin Mutu Pendidikan Jawa Timur, namun belum ada informasi mengenai Sekolah Penggerak ini,” jelasnya, Selasa (23/1/2024).
Dia menegaskan, ada empat indikator yang perlu dipenuhi secara umum untuk menjadi Sekolah Penggerak; indek literasi dan numerasinya meningkat, pembelajaran yang berparadigma baru, sekolah aman, nyaman dan menyenangkan, serta perencanaannya berdasarkan rapor pendidikan.
Apabila sekolah sudah memenuhi indikator tersebut, kata Taufik, meskipun tidak ditetapkan oleh Kemendikbud RI, sekolah bersangkutan sudah bisa dinamakan Sekolah Penggerak.
Sekadar diketahui, Sekolah Penggerak mandiri pada 2023 yang ditetapkan oleh Disdikbud Pamekasan sudah ada 31 sekolah. Sedangkan, untuk tahun ini masih belum ditentukan, namun dipastikan jumlahnya tidak akan jauh dari realisasi tahun sebelumnya.
“Sekolah Penggerak mandiri ini yang memang ditunjuk oleh Disdikbud Pamekasan berdasarkan asesmen dengan melibatkan beberapa pihak. Perlakuannya pun hampir sama, tapi bedanya tidak mendapatkan support langsung dari kementerian,” tukas Taufik.
Pewarta: Khoyrul Umam Syarif
Redaktur: Sule Sulaiman