KABAR MADURA | Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Pamekasan mencatat luas lahan masa tanam (MT) 1 padi 2024 lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Sehingga diprediksi hasil panen akan menyusut.
Plt. Kepala DKPP Pamekasan Nolo Garjito menyampaikan, musim hujan tahun ini diperkirakan mulai Desember. Sementara, tahun lalu musim hujan lebih awal, yakni dimulai Oktober. Sebab itu, petani akan kesulitan dalam mengolah lahan padinya lebih awal, lantaran mayoritas mereka mengandalkan air hujan.
“Lahan tanaman padi di Pamekasan sebenarnya lahan tadah hujan, bukan lahan teknis irigasi, sehingga pada 2024 ini menyusut luas lahannya, karena memang di awal musim, petani kekurangan air untuk mengolah sawahnya,” jelasnya, Rabu (24/4/2024).
Secara terperinci, MT1 2023 dengan rentang waktu November 2023-Februari 2024 terdapat 31.123 hektar yang ditanami padi. Sedangkan tahun ini lahan yang akan ditanami padi 27.511 hektar. Sementara untuk MT2 2023 terdapat 1.797 hektar dan MT2 2024 diprediksi 1.797 hektar.
Nolo menjelaskan, lahan tanaman padi di Pamekasan menyebar di setiap kecamatan. Akan tetapi ada yang panen lebih awal, seperti di Kecamatan Palengaan, Waru, dan Batumarmar, selebihnya masih dalam masa panen.
“Mayoritas hasil panen masyarakat untuk dikonsumsi sendiri dan tidak dijual,” ungkapnya.
Pewarta: Khoyrul Umam Syarif
Redaktur: Sule Sulaiman