KABARMADURA.ID | PAMEKASAN-Laporan pencemaran lingkungan tahun ini cukup banyak. Sedikitnya, terdapat 5 titik lokasi menjadi lokasi yang sudah tercemari. Masing-masing, Desa Padelegan Kecamatan Pademawu, Desa Klampar, perbatasan Jalan Kowel, Pasar Kowel dan lokasi Mie Gacoan Pamekasan. Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pamekasan Supriyanto, Senin (9/10/2023).
Dia mengaku, secara umum sudah menyelesaikan persoalan pencemaran lingkungan yang terjadi di daerah dengan slogan Bumi Gerbang Salam. Tujuannya, demi memprioritaskan hidup sehat di kalangan masyarakat. Pada dasarnya, laporan pencemaran lingkungan di 5 lokasi tersebut diterima dari awal Januari hingga September tahun ini.
“Dari sekian banyak laporan pencemaran lingkungan yang terjadi, mayoritas berkaitan dengan sampah yang mengganggu keindahan dan kenyamanan masyarakat setempat,” ujarnya kepada Kabar Madura.
Pihaknya menuturkan, sesuai laporan yang diterima dari masyarakat, berupa pengaduan limbah dan sampah masyarakat, sisa air cuci ikan dan limbah industri ikan olahan rumahan di Desa Padelegan Kecamatan Pademawu. Kemudian, pencemaran limbah sungai di Jalan Brawijaya yang mengakibat aliran Sungai Klampar berwarna merah.
“Kemudian, pengaduan sampah menumpuk di pinggir jalan perbatasan toronan Kowel Pamekasan. Baru-baru ini, kami menerima laporan tentang limbah bau di outlet Mie Gacoan dan pencemaran sungai yang diakibatkan oleh aktivitas pasar kowel pada tanggal 15 September kemarin,” tuturnya.
Diakui, proses penyelesaian terhadap kasus laporan pencemaran lingkungan tidak sama. Sebab, tergantung laporan dari kalangan masyarakat sekitar. Salah satu penyelesaian yang dilakukan atas laporan yang telah diterima, terlebih dulu memperoleh data di lapangan. “Untuk merespon laporan tersebut, perlu adanya pendataan lapangan,” tegasnya.
Pewarta: KM71
Redaktur: Totok Iswanto