KABARMADURA.ID | SUMENEP -Pelatihan wirausaha santri selama tiga tahun diharapkan tidak hanya sebatas kegiatan formalitas. Akan tetapi harus jelas dan berkelanjutan. Sebab, anggaran yang dikucurkan cukup fantastis. Hal tersebut diungkapkan anggota Komisi IV DPRD Sumenep H Masdawi, Kamis (5/1/2023).
Menurutnya, apabila hanya sebatas pelatihan tanpa tindak lanjut yang jelas, sama halnya membuang-buang anggaran. Sehingga perlu adanya langkah praktis untuk memastikan lulusan pelatihan wirausaha bisa bermanfaat. Dengan demikian, dana yang dikeluarkan oleh pemerintah bisa dikatakan cukup bermanfaat.
“Kalau hanya tutorial bisa lihat di youtube, kalau hanya menjahit dan sebagainya. Makanya harus berkesinambungan dan jelas arahnya. Jangan sampai ketidakjelasan output di tahun 2021 pada lulusan tahun 2022 terulang kembali,” ujarnya kepada Kabar Madura.
Pihaknya menuturkan, untuk menentukan hal itu perlu adanya kejelasan konsep. Sehingga, setelah pelatihan perlu adanya ketersediaan lapangan kerja terhadap para lulusan. Untuk itu, akan terus mengawasi pelaksanaan pelatihan wirausaha tahun ini.
“Lihat saja tahun ini hasil dan kinerja Dinas Kepemudaan Budaya dan Olahraga (Disbudporapar) Sumenep dalam mengawal lulusan pelatihan wirausaha santri,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Disbudporapar Sumenep Moh. Iksan berjanji, akan mengawal lulusan wirausaha santri di tahun 2022 kemarin. Sedangkan untuk pelatihan wirausaha tahun ini belum terkonsep. Namun yang jelas, sudah menyiapkan bantuan alat bagi peserta pelatihan.
“Insya Allah, kami juga akan mencarikan peluang pemasarannya. Agar nanti setiap peserta pelatihan mampu mengembangkan berbagai jenis usahanya. Misalnya, kami akan memberikan fasilitas hasil produksi di Mall UMKM dan tempat wisata,” janjinya.
Anggaran Program Wirausaha Santri
- 2021
-
- Rp1,8 miliar
- 2022
- Rp1,1 miliar
- 2023
- Rp1 miliar
Pewarta: Moh. Razin
Redaktur: Totok Iswanto