KABARMADURA.ID | Tidak sembarang pemuda bisa menjadi kacong atau cebbing. Ada kriteria dan harus melalui proses seleksi. Tetapi asumsi kebanyakan masyarakat, untuk menjadi kacong dan cebbing modal utamanya harus tampan dan cantik. Namun Faris mengungkapkan hal berbeda.
ALI WAFA, SAMPANG
Pria bernama Moh. Abdul Faris itu merupakan finalis Kacong Kabupaten Sampang tahun 2019. Atas prestasinya, dia dinobatkan sebagai duta wisata Kabupaten Sampang. Berada di posisinya saat ini bukan perkara gampang, perlu proses dan kegigihan yang kuat.
Kacong Faris, nama itu menjadi panggilan akrabnya setelah menjadi finalis Kacong Kabupaten Sampang. Kacong Faris, kini memiliki tanggung jawab membantu Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sampang memajukan sektor pariwisata. Hal itu dilakukan dengan berbagai cara.
“Kami bertugas mempromosikan wisata yang ada di Kabupaten Sampang. Kami gencar melakukan sosialisasi. Salab satunya ke sekolah-sekolah,” ungkap pria 24 tahun itu.
Kacong asal Desa Gunung Rancak, Kecamatan Robatal itu mengungkapkan, menjadi seorang duta tanggung jawabnya besar. Tetapi itu merupakan tantangan tersendiri baginya. Sebab tidak semua orang dapat menjadi duta. Ada syarat yang harus dipenuhi.
Selain syarat administratif, ada karakter yang harus dimiliki oleh seorang duta. Namun itu bukan tampan dan cantik. Penuturannya itu, secara otomatis menganulir asumsi masyarakat bahwa kacong dan cebbing cukup dengan modal tampan dan cantik.
“Karena tampan dan cantik itu relatif. Menurut kita tampan dan cantik, belum tentu menurut orang lain demikian,” sambung alumnus Universitas Madura (Unira) itu.
Karakteristik yang wajib dimiliki oleh calon duta yaitu wawasan dan pengetahuan. Terutama wawasan tentang Kabupaten Sampang, lebih khusus lagi tentang pariwisata. Kemudian, karakteristik kacong dan cebbing berikutnya adalah sikap dan perilaku, atau attitude.
Karena itulah, untuk menjadi seorang duta, tampan dan cantik saja tidak cukup. Karena mereka memiliki tanggung jawab mengedukasi masyarakat tentang pariwisata; tentang local wisdom Kabupaten Sampang berikut segala kekayaan dan kearifan yang dimiliki.
“Sebetulnya, menjadi duta itu bukan beban. Tetapi ini sebuah bentuk pengabdian kita untuk berkontribusi terhadap kota kelahiran kita,” tutup ketua Paguyuban Kacong Cebbing (PKC) Sampang.
Redaktur: Moh. Hasanuddin