KABAR MADURA | Tahun 2023 lalu, revitalisasi pasar di Pamekasan hanya mampu mengkaver satu pasar, yakni Pasar 17 Agustus. Hal itu terjadi lantaran ketersediaan anggaran yang cukup minim. Hal itu diungkapkan Kepala Bidang (Kabid) Pasar Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Pamekasan Handiko Bayuadi, Kamis (4/1/2024).
Dia menjelaskan, revitalisasi di Pasar 17 Agustus itu berupa pembuatan kanopi untuk pedagang burung dengan nilai kontrak Rp99.500.000.
“Realisasinya sudah di Desember kemarin. Pasar itu juga diusulkan untuk revitalisasi 2024 ini dengan pengerjaan yang berbeda,” jelasnya.
Tahun ini, kata Handiko, terdapat enam pasar yang diusulkan terkaver revitaliasasi. Yakni Pasar Palengaan, Pasar Keppo, Duko Timur, Waru, Pasar 17 Agustus, dan Pasar Gurem. Namun, pihaknya belum bisa memastikan apakah susulan itu terpenuhi semua atau tidak, sebab belum ada keputusan lebih lanjut.
Revitalisasi masing-masing pasar dianggarkan Rp200 juta. Tujuannya tentu untuk pemenuhan sarana dan prasarana (sarpras) pasar yang lebih representatif, mengingat pasar-pasar tersebut ditarik retribusi. Akan tetapi, Handiko belum bisa membeberkan terkait pemenuhan sarpras apa saja di setiap pasar.
“Kalau yang di Pasar 17 Agustus tahun ini pembuatan los, karena banyak los yang kurang memadai,” imbuhnya.
Anggota Komisi II DPRD Pamekasan Ismail mengatakan, meski terbentur dengan anggaran yang minim, pemenuhan sarpras tetap harus menjadi skala prioritas. Mengingat pasar sebagai salah satu penyumbang pendapatan asli daerah (PAD). Selain itu, juga diperlukan evaluasi dalam setiap realisasi revitalisasi pasar.
“Sarpras pasar harus terpenuhi dengan baik, karena menyangkut kenyamanan pedagang dan pembeli. Jika aktivitas di dalamnya nyaman, maka perputaran ekonomi meningkat, terlebih pasar menjadi penghasil PAD,” jelasnya.
Pewarta: Safira Nur Laily
Redaktur: Sule Sulaiman