Fahmani, Didirikan untuk Memfasilitasi Masyarakat Perdalam Ilmu Agama

News31 views

KABARMADURA.ID | SUMENEPMenuntut ilmu hingga akhir hayat. Kalimat itu layak disematkan kepada para aktivis Forum Alumni dan Muhibbin al_Muqri Puteri (Fahmani). Sebab, Fahmani hadir untuk memberi ruang dalam menuntut ilmu tanpa batas waktu. Fahmani ini, dalam melaksanakan kegiatannya tidak hanya fokus di satu tempat.

Memberi warna dalam kehidupan manusia terlebih untuk menuntut ilmu menjadi inti sari adanya Fahmani. Meskipun, fokus didirikannya Fahmani untuk mewadahi para alumni beserta muhibbin di lingkungan pesantren yang berada di Kecamatan Pragaan, Kabupaten Sumenep itu. Selain itu, adanya forum tersebut dapat mengikat tali silaturahmi, mengikat sanad keilmuan yang didapat dengan harapan tak lekang oleh waktu.

Fahmani, sudah berdiri sejak 4 tahun yang lalu, anggota sekitar 200 orang yang terdiri dari alumni dan masyarakat umum. Sementara untuk kegiatannya berpindah-pindah dari rumah ke rumah para anggotanya.

Baca Juga:  90 Industri di Pamekasan Kantongi SIINAS, Mayoritas Industri Rokok

Pembina sekaligus pendiri dan salah satu pengisi materi Fahmani Nyai Hj Dina Kamilia Muafi mengatakan, forum itu didirikan dalam rangka tetap menjadi tempat bagi para simpatisan dan alumni untuk tetap setia belajar ilmu agama.

Banner Iklan

“Keluar dari pesantren, bukanlah batasan untuk mencari ilmu. forum ini sebagai refleksi dari hadits ‘uthlubul ‘ilma minal mahdi ilal lahdi,” kata perempuan yang juga sebagai Ketua Fatayat Sumenep itu.

Dia menyebutkan, anggota yang tergabung itu tidak hanya terbatas pada yang pernah mondok maupun bersekolah di al_Muqri saja. Namun, juga bagi siapapun yang penting beritikad baik dan berniat menuntut ilmu sebagaimana tuntutan ulama terdahulu.

Baca Juga:  Berstatus BLUD, Puskesmas di Sumenep Ditekan Bisa Jadi Penyumbang PAD

Ia menyebutkan, dalam pelaksanaan kegiatan Fahmani ini, tidak sekadar lintas kecamatan, bahkan ke luar daerah. “Ini ada acara bulanan, pengajian umum tahunan, dan kegiatan sesuai momentum seperti, Maulid Nabi dan sebagainya,” imbuhnya.

Sementara untuk kegiatan rutin, ada pembacaan Rotibul haddad atau atthas beserta kajian-kajian kitab diantaranya, adabul Islam fi nidhomil usroh karangan Sayyidina Muhammad bin Alawy al Maliki al Hasani, Risalatul Mahidh, Pondok Pesantren Ploso Kediri dan lainnya.

“Kegiatan ini menjadi tugas dan komitmen bersama untuk tetap konsisten dalam mencari ilmu agama,” tegasnya.

Pewarta: Moh Razin

Redaktur: Moh Hasanuddin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *