KABARMADURA.ID | PAMEKASAN-Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura menggelar Halaqah Kebangsaan, Rabu (21/9/2022). Kegiatan tersebut untuk mempertegas peranannya dalam menciptakan masyarakat yang moderat. Sebab, kehadiran para intelektual kampus dikomitmenkan untuk menjadi pelopor masifnya literasi moderasi beragama di masyarakat.
Kegiatan yang mengambil tema Merawat Moderasi Beragama, Menjaga Indonesia Raya itu digelar di auditorium IAIN Madura. Dibuka langsung oleh Wakil Rektor I IAIN Madura Dr. Maimun. Sedangkan hadir sebagai pemateri. Gus Islah Bahrawi, yang diikuti kurang lebih 500 orang, mulai dari organisasi kepemudaan dan mahasiswa.
Menurut Rektor IAIN Madura Dr. Saiful Hadi, melalui wakil rektor I Dr. Maimun, pemahaman moderasi agama di tengah masyarakat perlu kehadiran para intelektual, karenanya Halaqah Kebangsaan bagian dari cara yang ditempuh untuk mengetuktularkan kepada masyarakat.
“Kampus IAIN Madura hadir tidak hanya mewacanakan, tetapi bagaimana moderasi beragama di Indonesia terus digalakkan,” paparnya saat memberikan sambutan.
Maimun juga menyampaikan, keseriusan IAIN Madura dalam mengawal moderasi beragama sudah diikhtiarkan sejak tahun 2018 lalu dengan membentuk rumah moderasi beragama. Alhasil, sudah banyak gagasan dan penelitian yang dilakukan secara intensif untuk menguatkan terealisasinya moderasi beragama.
“Dalam rentan waktu 2018 sampai tahun 2021 sudah mempunyai 10 judul buku yang dihasilkan oleh para dosen dan mahasiswa,”urainya.
Diakuinya, tantangan terberat bagi rumah moderasi beragama ke depan berada pada tataran praktis di masyarakat. Sebab, pada tataran gagasan dan wacana sudah cukup banyak dihasilkan.
“Tugas kami tidak hanya berada pada memberikan narasi moderasi beragama, karena gerakan intoleransi semakin hari semakin diserang dengan narasi, mereka semakin kuat, karena mereka sudah menguasai banyak media,”ujarnya.
Berdasar analisanya, gerakan-gerakan intoleransi beragama di masyarakat sudah semakin berkembang, sehingga perlu langkah serius dari semua pihak yang berkompeten, untuk bisa terus menekan gerakan memecah belah kesatuan dan persatuan bangsa.
“Kami sudah mengetahui, bahwa di negeri ini ada kelompok-kelompok, (kelompok pemecah belah), jika dibiarkan akan mengganggu konsentrasi pemerintah, dan masyarakat,” tegasnya.
Reporter: Khoyrul Umam Syarif
Redaktur: Wawan A. Husna