KABARMADURA.ID | PAMEKASAN-Universitas Madura (Unira) menggelar seminar pendidikan dalam rangka Dies Natalis Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) ke-27 sekaligus refleksi hari guru, di Aula Lt. 3 Unira, Selasa (28/11/2023).
Wakil Dekan I FKIP Unira Dr. Moh. Zayyadi menyampaikan, kompetensi dan pengembangan sumber daya manusia (SDM) untuk menopang suksesnya penyelenggaraan pendidikan inklusi sangat diperlukan, supaya mahasiswa atau dosen yang erat kaitannya dengan pembelajaran bisa dengan mudah mengajar dan mengarahkan siswa yang masuk pada kategori anak berkebutuhan khusus (ABK).
“Kami di FKIP, selain membekali mahasiswa juga menginginkan pada dosen tetap melakukan penelitian inklusi, sehingga terjadi sinergitas antara dosen, mahasiswa, dan fakultas untuk mendukung kebijakan pelaksanaan pendidikan inklusi di Pamekasan, dan secara umum di Madura,” paparnya, Selasa (28/11/2023).
Menurut Zayyadi, kurikulum yang digunakan pada satuan pendidikan saat ini sangat mendukung terhadap realisasi pendidikan inklusi, sebab memberikan ruang yang cukup dalam mengeksplorasi potensi siswa, termasuk yang tergolong ABK.
“Penerapan di kurikulum merdeka belajar itu pembelajaran berdiferensiasi, yang tidak membedakan siswa ABK dengan siswa pada umumnya,” tegasnya.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Pamekasan Akhmad Zaini menyatakan, di Pamekasan sudah ada sebanyak 163 sekolah dasar (SD) yang menerapkan pendidikan inklusi. Sekolah inklusi ini merupakan amanah undang-undang, yakni setiap warga negara berhak mendapatkan pelayanan pendidikan yang sama, terutama meningkatkan capaian pendidikan yang berkualitas.
“Ada 820 siswa berkebutuhan khusus yang kami tampung di jenjang SD. Di pendidikan inklusi itu ABK bisa segera bersosialisasi, berinteraksi dengan siswa-siswa yang tidak berkebutuhan khusus,” terangnya, usai menyampaikan materi di seminar pendidikan tersebut.
Pewarta: Khoyrul Umam Syarif
Redaktur: Sule Sulaiman