KABARMADURA.ID | PAMEKASAN-Capaian guru penggerak di Pamekasan masih terbilang minim. Sejak mendapatkan kuota seleksi guru penggerak pada tahun 2022 lalu, hingga kini masih di bawah angka 200 orang yang lolos. Padahal, jumlah guru di Pamekasan mencapai ribuan.
Beragam faktor menjadi kendala dalam rendahnya realisasi guru penggerak tersebut. Salah satunya adalah kapasitas kemampuan tentang informasi teknologi (IT) yang kurang memadai.
Kepala Bidang (Kabid) Penilaian Ketenagaan Kependidikan (Tindik) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pamekasan Fadlillah mengatakan, masih ada 128 orang yang lolos sebagai guru penggerak. Pada angkatan lima, terdapat 72 orang sebagai guru penggerak. Sementara untuk angkatan 6, pihaknya tidak mendapatkan kuota penyeleksian guru penggerak tersebut. Kemudian, pada angkatan 7, terdapat 56 orang yang berhasil lolos seleksi.
“Kami pertama kali dapat kuota pada angkatan 5. Angkatan 6 tidak dapat kuota. Kemudian dapat lagi pada angkatan 7. Untuk angkatan 8 ada 8 orang, tapi masih dalam tahap proses. Jadi belum tahu, berapa orang yang akan diterima untuk angkatan 8 itu. Semoga bisa diterima semua,” ungkapnya saat ditemui Kabar Madura, Rabu (9/8/2023).
Dikatakan Fadlillah, minimnya realisasi guru penggerak itu dikarenakan kemampuan masing-masing guru tidak cukup memadai, utamanya di bidang IT. Dia memaparkan, penyeleksian guru penggerak berkenaan dengan IT. Seperti proses penginputan data hingga penyelesaian soal.
Kondisi itu menjadikan para pendaftar banyak yang tidak lolos seleksi. Padahal, menurutnya, persyaratan administrasi terbilang cukup mudah. Seperti masa kerja minimal lima tahun, terdaftar di data pokok pendidikan (dapodik), ijazah, dan beberapa administrasi pendukung lainnya.
“Keseluruhan guru 3.500 orang, itu yang PNS saja. Beda dengan yang bukan. Antusias mereka cukup tinggi untuk daftar guru penggerak. Tapi, yang lolos di dua angkatan itu,” tambahnya.
Meski tidak ada target khusus dalam capaian guru penggerak tersebut, pihaknya mengaku akan memaksimalkan capaian guru penggerak di Pamekasan. Sebab, hal itu menjadi bagian penting dalam kemajuan sistem pendidikan di Bumi Ratu Pamelingan.
Sejauh ini, lanjut Fadlillah, pihaknya melakukan sosialisasi dan bimbingan kepada para guru dalam realisasi mengenai guru penggerak tersebut. Hal itu sebagai upaya dalam meningkatkan capaian guru penggerak di Pamekasan.
“Kami bentuk komunitas guru penggerak untuk memberikan pemahaman terkait guru penggerak sekaligus untuk sosialisasi. Antusias mereka cukup tinggi untuk mendaftar,” pungkas Fadlillah kepada Kabar Madura.
GURU PENGGERAK PAMEKASAN
Angkatan 5 (2022): 72 guru
Angkatan 7 (Juli 2023): 56 guru
Angkatan 8 (proses): 8 guru
Pewarta: Safira Nur Laily
Redaktur: Wawan A. Husna