KABAR MADURA | Kondisi sekolah di daerah kepulauan rata-rata kekurangan guru agama dengan status aparatur sipil negara (ASN). Pada saat Ramadan, banyak guru mengajarkan pelajaran agama meski bukan bidangnya.
Saifur Rijal, salah satu kepala SDN di kepulauan mengatakan bahwa selalu kekurangan guru agama di bulan Ramadan. Sehingga pembelajarannya tidak begitu efektif. Sejak awal bulan Ramadan, hanya ada satu guru yang mengajarnya, itu pun bukan bidang pendidikan agama.
“Dari 62 siswa, diajari oleh guru sukarelawan (sukwan) dan PPPK, guru kelas, karena. SDN Karamian IV belum punya guru agama,” kata kepala SDN Karamian IV di Pulau Masalembu itu, Selasa (19/3/2024).
Harapannya, ada tambahan guru, sehingga para siswa dan siswi dapat memaksimalkan ilmu agama pada saat bulan Ramadan. Karena di daerah kepulauan juga melaksanakan pondok Ramadan serta pembelajaran ilmu agama.
Hingga saat ini belum dapat kuota PPPK guru agama. Yang mengajar saat ini adalah guru PGSD. Harapannya, tahun 2025 bisa mendapatkannya. Selain itu, kondisi guru juga sangat memprihatinkan. Kendalanya dari honor dan gurunya berstatus pinjaman dari sekolah lain. Untungnya guru ASN juga membantu mengisi kegiatan keagamaan.
“Tahun kemarin sebelum lebaran kami kasih THR Rp200 ribu. Untuk gaji bulanan menyesuaikan kehadiran, Rp10 ribu setiap hadir. Ada 8 guru di SDN kepulauan, 1 orang PNS, 3 orang PPPK, 4 orang honorer itu pun bukan guru agama,” urai Saifur.
Sementara itu, Kepala Disdik Sumenep Agus Dwi Saputra melalui Kepala Bidang (Kabid) Pembinaan Ketenagaan Akhmad Fairusi mengutarakan, kekurangan guru agama ASN di kepulauan masih proses pengajuan.
“Bukannya dibiarkan, tetapi karena beberapa usulan tidak terkabul dari BKN, penambahan guru ASN itu disesuaikan kemampuan di pusat,” ujarnya.
Pewarta: Imam Mahdi
Redaktur: Wawan A. Husna