KABARMADURA.ID | PAMEKASAN-zKepala Seksi (Kasi) Kelembagaan dan Sarana Prasarana Bidang Pembinaan PAUD dan Pendidikan Nonformal Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Pamekasan Taufik Hidayat mengatakan, dari 986 hanya ada 5 lembaga pendidikan anak usia dini (PAUD) yang lolos sebagai sekolah penggerak.
Menurutnya, minimnya sekolah penggerak di lingkungan PAUD itu dikarenakan terbatasnya kuota yang disediakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), sehingga berpengaruh terhadap capaian realisasinya. Padahal, kata dia, antusias lembaga PAUD dalam mengikuti program sekolah penggerak itu cukup tinggi.
“Kuota dari Kemendikbud memang sedikit. Untuk seluruh wilayah saja kuotanya kurang lebih 3.000-an lembaga di semua jenjang. PAUD paling sedikit dibanding jenjang pendidikan lainnya,” katanya kepada Kabar Madura.
“Mengaca pada kuota nasional, saya rasa lolosnya 5 PAUD bukan suatu hal yang buruk juga, karena kuotanya memang terbatas. Kemarin saja, yang daftar ada 97 lembaga, yang lolos cuma 5,” imbuhnya.
Taufik mengungkapkan, pihaknya menargetkan dari 13 kecamatan ada PAUD yang sudah lolos sebagai sekolah penggerak. Dengan begitu, bisa menjadi motivasi dan rujukan bagi beberapa lembaga lain di wilayah itu.
Selain ada 5 lembaga yang dinyatakan lolos sebagai sekolah penggerak, lanjut Taufik, juga ada 2 lembaga PAUD sebagai cadangan. Dua lembaga tersebut nantinya bisa langsung lolos sebagai sekolah penggerak, karena sudah memenuhi persyaratan.
“Yang dua ini karena tidak kebagian kuota saja. Jadi dijadikan cadangan. Untuk penyeleksian selanjutnya, 2 lembaga ini bisa lolos sebagai sekolah penggerak,” ujar dia.
Adapun 5 satuan pendidikan yang lolos sebagai sekolah penggerak adalah TK PKK Mapper, TKIT Al-Ibroh, TKS Al Azhar, TKS Dharma Wanita Bajang, dan TKS Q Al Ihsan. Sedangkan 2 lembaga cadangan yang dimaksud adalah TKIT Multazam dan TK Alquraisiyah.
Pewarta: Safira Nur Laily
Redaktur: Moh. Hasanuddin