Hanya Segelintir Warga Sumenep Tekuni Seni Saman

News27 views

KABARMADURA.ID | SUMENEP -Seni dan budaya Sumenep cukup beragam. Hanya saja, tidak semua masyarakat lokal mengetahui macam-macam seni dan budaya di daerah yang identik dengan slogan Kota Keris. Seperti, Seni Saman atau kesenian yang cukup menguatkan nuansa islami. 

Fakta di lapangan, hanya sebagian kecil masyarakat yang menekuni kesenian tersebut. Secara umum, kesenian Saman diperankan 7 orang hingga 10 orang. Pagelarannya mengandung nilai-nilai spiritual melalui gerakan yang diiringi lafaz tauhid.  

“Lahirnya kesenian Saman diperkirakan berbarengan dengan adanya pesantren di Madura dan diajarkan kepada para santri dari pelosok desa,” ujar salah satu Pegiat Kesenian Saman Syarifullah kepada Kabar Madura, Minggu (29/10/2023).

Baca Juga:  Dikeluhkan Warga, Hasil Lab Incinerator RSMZ Sampang Dinyatakan Aman

Dia menuturkan, meski dari generasi ke generasi Seni Saman diajarkan dan dilestarikan masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui kesenian tersebut. Namun secara umum, jika dikenalkan terhadap masyarakat luas dipastikab mendapat respon positif. 

“Karena kesenian ini banyak mengandung pesan-pesan islami. Saya sendiri sudah mulai aktif menekuni kesenian ini, yang saya rasakan ada ketenangan secara batin,” tutur pria asal Kecamatan Lenteng Kabupaten Sumenep.  

Pihaknya menjelaskan, Seni Saman bisa diartikan sebagai ungkapan kegembiraan yang diekspresikan melalui tepukan tangan dan diiringi gerakan dengan melafalkan kalimat tauhid. Bahkan, tepukan tangan dan gerakan dilakukan dengan kompak dengan lantunan sholawat dan persenji. 

Baca Juga:  Disimpulkan Aman, Warga Sumenep Terdampak Getaran Misterius Boleh Kembali Beraktivitas Normal

“Pembacaan sholawat dan persenji ini hanya ditujukan terhadap satu dzat penguasa alam semesta, yakni Sang Khalik, Sang Maha Pencipta dan Maha Kuasa,” jelasnya. 

Pada dasarnya, Tari Saman berasal dari Aceh. Tidak hanya dikenal dengan gerakan yang indah dan selaras. Namun, Tari Saman juga dikenal dengan makna filosofi cukup mendalam. Sehingga tarian ini bukan sekedar seni pertunjukan. Namun, tarian ini sebagai simbol.

“Yakni, simbo budaya dan persahabatan, selai itu menggambarkan keindahan alam dan pesan moral,” tegasnya.  

Pewarta: Moh. Razin

Redaktur: Totok Iswanto

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *