KABAR MADURA | Pendapatan asli daerah (PAD) sektor pariwisata 2023 di Pamekasan gagal memenuhi target. Bahkan, capaiannya sangat minim, yaitu hanya 4,19 persen atau senilai Rp29.783.400 dari target Rp710.000.000.
Kepala Bidang (Kabid) Pariwisata Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Pamekasan Moh. Zahri mengatakan, target itu susah tercapai lantaran pemeliharaan wisata kurang maksimal. Sehingga berpengaruh terhadap daya tarik pengunjung.
Kemudian, kata Zahri, anggaran pemeliharaan destinasi wisata yang minim mengakibatkan pemenuhan fasilitas wisata kurang memadai.
“Dua destinasi sempat tutup beberapa bulan sehingga mempengaruhi capaian PAD. Selain itu, juga ada refocusing anggaran, sehingga event yang sudah direncanakan terlaksana di destinasi wisata gagal,” ungkapnya kepada Kabar Madura, Kamis (4/1/2023).
Zahri menegaskan, tahun ini pihaknya telah mengusulkan penurunan target PAD menjadi Rp90 juta dan kenaikan anggaran pemeliharaan destinasi wisata. Anggaran pemeliharaan wisata yang awalnya Rp11 juta diusulkan menjadi Rp75 juta.
“Tinggal nunggu berkas daftar pagu anggarannya saja. Sebenarnya Rp75 juta itu masih kurang untuk mengubah keseluruhan. Setidaknya dibutuhkan Rp1 miliar satu destinasi untuk bisa merenov keseluruhan,” jelas Zahri.
Sementara itu, Ketua Komisi IV DPRD Pamekasan Imam Hosairi mengutarakan, pengelola wisata harus melakukan inovasi dalam pengelolaannya, seperti memberlakukan sistem digital dalam penarikan karcis. Sebab itu bisa mengantisipasi kebocoran pendapatan.
Selain itu, juga diperlukan perwajahan yang menarik di masing-masing destinasi wisata agar menarik perhatian pengunjung.
“OPD terkait harus cerdas dalam mengelola. Kalau ingin maju, jangan berbicara soal anggaran dulu. Tapi harus melakukan inovasi,” tegas politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu.
Untuk diketahui, terdapat tiga destinasi wisata yang dikelola oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan, yakni Pantai Talang Siring, Pantai Jumiang, dan Ekowisata Mangrove.
Pewarta: Safira Nur Laily
Redaktur: Sule Sulaiman
