KABARMADURA.ID | SUMENEP — Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sumenep menghadirkan langkah nyata dalam menyelamatkan lingkungan, yakni menanam pohon di Desa Lobuk, Kecamatan Bluto, Sumenep, Sabtu (7/9/2023).
Penanaman pohon mangrove di Pantai Matahari itu merupakan salah satu ikhtiar PCNU Sumenep untuk melakukan penyelamatan lingkungan.
Kegiatan yang dikemas dengan “Warga NU Menanam” itu merupakan salah satu rangkaian Hari Santri 2023 yang diselenggarakan PCNU Sumenep selama sebulan.
Ketua PCNU Sumenep KH A Pandji Taufiq mengatakan, jika berkenaan dengan lingkungan, menjadi atensi pihaknya. Sebab saat ini, kehidupan tengah dihadapkan dengan kekeringan dan pemanasan global.
Untuk itu, PCNU hadir dengan penanaman mangrove. Sebab soal pemenasan global dan kekeringan jika segera ditangani, akan berdampak serius bagi kelangsungan hidup manusia.
“Saat ini persoalan lingkungan sedang berada di titik nol. Kekeringan merajalela terjadi dimana-mana. Hanya saja tidak begitu terekspose di media. Maka perlu kita membangun kesadaran bersama betapa pentingnya melakukan penyelamatan ini, salah satunya dengan masif menanam pohon,” ungkapnya.
Kiai Pandji menyampaikan, krisis pangan yang melanda dunia saat ini juga disebabkan oleh lingkungan yang mulai rusak.
Di samping itu, kekeringan juga karena pemanasan global serta konflik Rusia dan Ukraina yang tak berkesudahan. Namun, yang sangat dominan adalah faktor lingkungan yang mulai tidak bersahabat.
“Krisis pangan ini menjadi topik pembahasan di banyak pertemuan-pertemuan negara di dunia. KTT di Bali, KTT di India dan KTT ASEAN beberapa waktu lalu juga membahas krisis pangan. Maka tak ada salahnya NU juga turut andil memberikan atensi terkait penyelamatan lingkungan,” tambahnya.
Untuk itu, ungkapnya, bisa dimulai dari hal sederhana untuk membantu memulihkan kondisi bumi. Salah satunya hal yang sederhana namun sangat berdampak yang perlu dilakukan adalah masif menanam pohon.
“Guna mengembalikan ekosistem di bumi yang stabil, tanah yang subur, tetumbuhan yang rindang serta oksigen yang masih segar. Dulu, kakek kita sering menanam. Tapi jarang menebang. Dan sekarang kita sebaliknya. Justru sering menebang, namun jarang menanam,” tuturnya.
Dirinya pun optimis NU sangat mampu melakukan penyelamatan lingkungan bila bergerak masif dan solid. Disebutkan, total pengurus NU di Sumenep berjumlah hampir 1.000 orang, mulai dari Syuriah, Tanfidziyah, lembaga hingga Banom. Jika masing-masing orang menanam satu pohon, tentu akan terjadi penghijauan skala besar di Sumenep.
“Apalagi jika sampai solid di tingkat MWCNU, Ranting NU, dan keluarga serta warga NU. Ini akan berdampak luar biasa. Mari kita bangun komitmen bersama untuk melakukan penghijauan. Siap menanam pohon di musim hujan depan?,” tegas Kiai Pandji meminta kesiapan warga NU untuk menggalakkan penanaman pohon.
Dihubungi terpisah, Sekretaris Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LPP NU) Sumenep Musyfikurrahman mengatakan, pihaknya menyiapkan 1.000 bibit pohon mangrove. Namun hanya 100 bibit pohon mangrove yang ditanam bersama-sama di Pantai Matahari Desa Lobuk, Bluto.
“Sementara sisanya kita bagi habis ke masing-masing MWCNU. Agar penyebaran dan penanamannya lebih merata ke seluruh daerah di Kabupaten Sumenep,” tandasnya.
Kegiatan Warga NU Menanam diawali dengan seremonial acara. Dilanjutkan dengan penanaman bersama di pantai yang tak jauh dari lokasi acara. Hadir dalam acara tersebut, Syuriah dan Tanfidziyah PCNU Sumenep, lembaga, badan otonom, MWCNU Bluto, Forkopimcam Bluto, Kades Lobuk, serta masyarakat setempat.
Redaktur: Fathor Rahman