RPA Wazirul Jihad: Ketua DPC PPP Pamekasan
Momentum bulan puasa sebagai ajang untuk melatih dan mendidik hati kita untuk memperkuat ukhuwah. Mungkin sebelum bulan puasa rasa persaudaraan mengalami penurunan nilai akibat adanya momentum politik nasional, regional, kabupaten, maupun tingkat desa. Maka puasa Ramadhan menjadi momentum yang paling tepat, dalam memperkuat ukhuwah basyariyah, ukhuwah wathoniyah, dan ukhuwah islamiyah.
Ibadah pada bulan Ramadan terdapat tiga dimensi, pertama, kehambaan kita kepada Allah, karena puasa bagian dari rukun Islam. Kedua, ada dimensi sosial, yang di dalamnya terdapat kewajiban membayar zakt fitrah.
Sebagaimana yang disampaikan Ibnu Abbas, bahwa Rasulullah memiliki sifat kedermawanan, karena Rasulullah manusia yang sangat dermawan. Kedermawannya bertambah dan semakin lembut pola hidupnya itu ketika di bulan Ramadan. Intinya, berbagi kepada orang lain sangat dianjurkan dan dicontohkan langsung dari Nabi Mohammad SAW.
Di bulan yang penuh dengan barokah ini, kita perlu membangun dan memperbaiki mentalitas kita, utamanya kepada Allah sebagai hambanya dan kepada manusia lainnya, agar bisa tergolong kepada khairunnas anfauhumlinnas, artinya; sebaik-baik manusia adalah mereka yang bermanfaat kepada orang lain.
Tak cukup itu, membangun cara pikir yang baik dan terus berbuat baik menjadi bagian yang penting untuk terus dikonsitenkan, terlebih pada sisi spiritual question dan emotional question.
Orang yang berpuasa mesti memiliki iman, karena Allah memanggil hambanya yang beriman untuk menunaikan puasa. Kalau tidak beriman, tidak akan terpanggil hatinya untuk menunaikan ibadah puasa.
Sebagaimana yang termaktub dalam surat Al Baqarah ayat 183. Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa
Membangun persatuan dan kesatuan harus dibangun dari hal yang terkecil, dimulai dari pribadi kita masing-masing terlebih dahulu. Kita dengan Allah, baru dengan orang yang paling terdekat, yakni keluarga kita. Setelah keluarga, ada masyarakat kita, baru kelompok lainnya. Allah dalam hal ini berfirman jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.
Para generasi muda sebagai pemegang tongkat estafet kepemimpinan hari esok harus berpuasa, karena assiyamu junnatun artinya puasa itu sebagai perisai, yang sifatnya rahasia di dalam diri, tidak kelihatan. Bagi orang yang berpuasa mesti bisa menjaga diri, orang yang berpuasa mesti baik, apalagi ibadah puasa Ramadan pasti dermawan, tidak saling memfitnah, tidak berbohong, karena dalam dirinya sudah ada perisai.
Persoalan kreativitas dan karya terus ditingkatkan, namun diadaptasikan dengan kerangka kewajaran dan nilai-nilai agama dan sosial.