KABARMADURA.ID | Di tangan Jakfar Sodik, jamu tidak hanya dijual sebagai minuman herbal yang menyehatkan. Lebih dari itu, pria satu ini juga mengemas jamu dengan konsep kekinian agar menarik minat milenial. Selain itu, fokusnya memang untuk melestarikan jamu sebagian minuman tradisional.
SAFIRA NUR LAILY, PAMEKASAN
Dia menamakan tempat jualannya dengan nama Kedai Rimpang. Usaha yang dirintisnya tersebut bermula dari keresahan sebagian warga yang tidak menemukan tempat jamu yang enak dan kekinian.
Atas dasar itulah, dia mulai mengambil peluang untuk membuka kedai jamu. Sementara modal utamanya kala itu adalah resep turun temurun dari keluarganya. “Kebetulan saya tidak suka juga dengan minuman yang aneh-aneh. Dari dulu sukanya yang herbal. Sakit tenggorokan langsung minum jahe,” terang Jakfar.
Kedai yang berlokasi di jalan Jokotole 177 Pamekasan itu dibuka sejak tahun 2017. Berselang beberapa tahun kemudian, tepat tahun 2020, Jakfar membuka cabang keduanya di Sumenep.
Selama ini, dia mengaku tidak hanya berjualan produk (jamu). Di balik usahanya tersebut, ada tekad yang kuat untuk tetap melestarikan jamu khas Madura. Untuk mengembangkan usaha kedai jamu itu, pihaknya melakukan beberapa inovasi pelayanan untuk menarik minat pembeli. Salah satunya dengan mendesain tempat senyaman mungkin serta mengemas produk yang menarik.
Salah satu jamu yang dijualnya yaitu pokak madura, STMJ rempah, olahan susu segar, dan sebagainya. “Meskipun kita jualan jamu, tapi rasanya tidak kalah enak dengan minuman-minuman yang ada di luar sana,” jelas Jakfar.
Harapannya yaitu Kedai Rimpang bisa ikut melestarikan jamu tradisional Madura dan memperkenalkan ke khalayak lebih luas lagi. Tidak hanya itu, Jakfar mengaku, dalam waktu dekat akan menambah cabang usahanya di Sampang dan Bangkalan.
Redaktur: Muhammad Aufal Fresky