KABARMADURA.ID | PAMEKASAN-Tiga objek wisata andalan di Pamekasan rupanya tidak bisa diandalkan dari sisi pendapatan. Kendati sudah dikelola dan dibangun sedemikian rupa, pendapatannya masih rendah. Hal itu terbukti dari masih kecilnya setoran untuk pendapatan asli daerah (PAD) Pamekasan tahun ini.
Kendati wabah Covid-19 di tahun 2022 ini sudah mereda, Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Pamekasan mencatat, capaian PAD dari tiga destinasi wisata tersebut masih rendah.
Bahkan, sampai saat ini, fasilitas pada tiga destinasi wisata tersebut masih disebut kurang layak, sehingga sangat berpengaruh pada kurang antusiasme pengunjung. Padahal, target pendapatannya juga tidak terlalu besar, yakni hanya Rp30 juta di tahun 2022 ini.
Kepala Dinas Disporapar Pamekasan Kusairi melalui Kepala Bidang Pariwisata R. Mohammad Zahri mengatakan, capaian sektor PAD tiga destinasi pariwisata pada tahun 2022 masing-masing ditarget Rp30 juta, dengan total Rp90 juta.
Sedangkan capaiannya, sebesar Rp32.063.000, artinya baru mencapai 35 persen dari total target yang diinginkan.
Rinciannya, Pantai Talang Siring hanya menyetor PAD sebesar Rp16.467.000 dan hasil sewa kios sebesar Rp2.137.000. Kemudian destinasi wisata Mangrove Lembung capaiannya Rp3.033.000, dan Pantai Jumiang Rp10.426.800.
“Jadi setiap orang yang masuk ke destinasi membayar Rp2 ribu, jadi 60 persen untuk pengelola yakni kelompok sadar wisata (pokdarwis), 10 persen untuk desa, 30 persen baru masuk pada PAD Pemkab Pamekasan,” tuturnya, Selasa (13/12/2022).
Zahri menjelaskan, fasilitas pada destinasi wisata sangat berpengaruh kepada minat berkunjung wisatawan, baik lokal maupun dari luar daerah, selain memang perlu dibuat berbagai even sebagai penunjang minat kunjungan wisatawan.
Namun untuk memenuhi penyediaan fasilitas yang memadai itu, alokasi anggaran yang digelontorkan oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pamekasan masih sangat terbatas sekali, sehingga tidak mampu memenuhi berbagai pengembangan sektor pariwisata.
“Kami anggaran untuk destinasi pada tahun 2022 hanya Rp20 juta, artinya dibagi untuk 3 lokasi, masing-masing hanya mendapatkan Rp5 sampai Rp6 juta setelah dipotong pajak, jadi kami sangat mendapatkan porsi yang sangat kecil,” paparnya.
Sepanjang dua tahun terakhir, lanjut Zahri, memang kondisi pariwisata sangat terbatas ruang geraknya, karena masih dalam wabah Covid-19. Namun menghadapi tahun 2023, dia yakin sudah bisa memulai bisa beraktivitas agak bebas, karena sudah bisa beroperasi 100 persen.
“Tahun 2021 kurang lebih sama, hanya menacapai sekitar 30 persen saja, alasannya memang Covid-19, artinya pengunjung masih dibatasi,” ujarnya.
WISATA ANDALAN DENGAN PAD RENDAH
TARGET PAD 3 OBJEK WISATA: Rp90 juta (2022)
PEMBAGIAN HASIL:
- 60 persen untuk pengelola yakni pokdarwis
- 10 persen untuk desa
- 30 persen masuk pada PAD
SETORAN PAD
- PANTAI TALANG SIRING
Hasil kunjungan: Rp16.467.000
Sewa kios: Rp2.137.000
- MANGROVE LEMBUNG
Hasil kunjungan: Rp3.033.000
- PANTAI JUMIANG
Hasil kunjungan: Rp10.426.800
ALASAN PENYEBAB
- fasilitas objek wisata disebut kurang layak
- Minimnya antusiasme pengunjung
- Target PAD tidak besar
- Tidak ada even sebagai penunjang minat kunjungan wisatawa
- Penyediaan anggaran pengelolaan wisata sangat terbatas
- Anggaran di tahun 2022 hanya Rp20 juta, dibagi untuk 3 lokasi
- Kondisi pariwisata sangat terbatas ruang geraknya karena wabah Covid-19
Reporter: Khoyrul Umam Syarif
Redaktur: Wawan A. Husna