Jasmas HCML Dinilai Merugikan Nelayan karena Tidak Mengganti Rumpon yang Hilang

News, Headline141 views
Banner Iklan

KABARMADURA.ID | SUMENEP-Kegiatan jaring aspirasi masyarakat (jasmas) yang dilaksanakan di 9 kecamatan di Sumenep oleh Husky Cnooc Madura Limited (HCML) diabaikan masyarakat lantaran dianggap merugikan. Jasmas tersebut dilaksanmakan HCML melalui Lembaga Berdaya Sejahtera (Bahtera).

Jasmas merupakan program pengembangan masyarakat (PPM) dari SKK Migas tahun 2023, saat ini dilaksanakan HCML di Sumenep.

Slamet Readi, salah satu pemuda dari Kecamatan Giligenting mengatakan, seharusnya HCML langsung yang hadir dalam kegiatan itu, bukan diwakili oleh lembaga lain. Sehingga, masyarakat bisa menyampaikan aspirasinya dan mendapatkan jawaban yang pasti atas keluhan masyarakat.

“Pada saat pelaksanaan jasmas, ada dana sebesar Rp75 juta untuk setiap desa. Namun, tidak dijelaskan secara rinci bersumber dari mana dan untuk kepentingan apa, dapat dari mana, wong HCML belum berproduksi,” kata pemuda yang ikut dalam jamas.

Hal senada disampaikan warga Kecamatan Giligenting Dedes Syahputro. Dia menyayangkan dan tidak habis pikir dengan langkah yang diambil oleh HCML terkait kucuran dana sebesar Rp75 juta itu.

Baca Juga:  Nelayan Butuh Ketegasan Pemerintah Larang Penggunaan Bahan Peledak untuk Tangkap Ikan

“Ada yang aneh, kok tiba-tiba mau memberikan dana Rp75 juta. Mereka kan belum berproduksi,” ucap Dedes.

Menurut Dedes, masyarakat nelayan berharap ada pergantian rumpon dari perusahaan tersebut. Karena mereka menaksir sebanyak 120 rumpon hilang selama HCML eksplorasi hingga saat ini.

“Penuhi dulu masyarakat yang kehilangan rumpon itu, bukan malah akan memberikan dana Rp75 juta,” ucap dia.

Selama ini, imbuh Dedes, keluhan dari masyarakat nelayan, yakni kapal-kapal perusahaan tetap beraktivitas kegitan di tengah laut. Kemudian nelayan tidak boleh mendekati area itu. Sedangkan area tersebut merupakan spot memancing para nelayan.

Sementara itu, Relations Specialist HCML Ali Aliyuddin justru berpendapat sebaliknya, kegiatan jasmas justru menguntungkan masyarakat. Sebab, akan diberikan bantuan di masing-masing desa senilai Rp75 juta.

“Kenapa harus diprotes, padahal ini iktikad baik perusahaan pada masyarakat,” katanya, Minggu (9/4/2023).

Jika ada masalah, menurutnya, perlu menyampaikan melalui surat yang ditujukan ke HCML, termasuk keluhan serta masukan, agar semuanya dapat teratasi.

Baca Juga:  Nol Bantuan Khusus Nelayan di Pamekasan

“Jika hanya berbicara tanpa ada surat, maka tidak akan ada solusi nantinya,” kilahnya.

Namun Ali memberi kesempatan pada masyarakat, sehingga nantinya terjalin hubungan yang baik antarsesama. Selanjutnya, akan melakukan koordinasi dengan tim Bahtera tentang apa saja keluhan masyarakat sehingga dapat diselesaikan tanpa HCML turun langsung ke masyarakat.

“Menegenai turun langsung ke masyarakat tidak ada aturan sehingga kami membentuk pendampingan melalui tim Bahtera itu,” tuturnya.

Sementara itu, Ketua Lembaga Bahtera Sahrul Gunawan mengatakan, pihaknya hanya menjalankan tugas dan sudah melakukan yang terbaik untuk masyarakat.

“Mengenai kegiatan jasmas itu sebenarnya untuk mengawal kinerja dari perusahaan, jikalau masih belum puas dipersilahkan tanyakan pada pihak HCML, HCML tidak turun langsung karena ada kegiatan lain dan saya sudah minta maaf,” ucap Sahrul.

Pewarta: Imam Mahdi

Redaktur: Wawan A. Husna

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *