Jatah Subsidi Minim, Beli Pupuk Harga Tinggi Sulit Dihindari Petani

KABARMADURA.ID | PAMEKASAN-Kurangnya jatah pupuk urea bersubsidi di Pamekasan membuat petani harus membeli pupuk nonsubsidi. Hal itu yang disebut pihak Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Pamekasan jadi penyebab petani harus membeli pupuk dengan harga lebih tinggi.

 

Sedangkan pupuk jenis urea jadi primadona petani di Madura, utamanya saat musim tanam. Ketergantungan terhadap urea tersebut membuat kebutuhan pupuk jenis ini jadi sangat tinggi.

 

DKPP Pamekasan mencatat, terdapat kekurangan 5.438 ton urea bersubsidi dari kebutuhan 33.327 ton. Kekurangan itu belum tertutupi kendati sudah mendapat tambahan 4.438 ton. Sedangkan jatah urea bersubsidi yang ditentukan oleh Kementerian Pertanian (Kementan).

 

Menurut Kepala Bidang (Kabid) Produksi Pertanian DKPP Pamekasan Suaidi, kebutuhan urea itu dihitung berdasarkan jumlah luas lahan pertanian di Pamekasan. Rinciannya, lahan sawah sebanyak 17.927 hektar dan lahan bukan sawah sebanyak 45.784 hektar.

Baca Juga:  Dana Regsosek Tembus Rp12,6 Miliar untuk Upah, Pelatihan dan Sosialisasi

 

Sedangkan jumlah petani yang masuk Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) sebanyak 147.734 orang. Mereka tergabung di 114 kelompok tani (poktan). Mengenai distribusinya, pupuk bersubsidi disebar di 117 kios resmi.

 

Perolehan urea tahun 2022 menurun dibandingkan dengan tahun 2021. Jika tahun 2022 memperoleh jatah 28.223 ton, pada tahun 2022 hanya mendapatkan sebanyak 27.807 ton. Akibatnya, tegas Suaidi, saat jatah pupuk bersubsidi habis, petani harus membeli pupuk nonsubsidi

 

“Pemerolehan pupuk besubsidi masih tidak cukup dengan jumlah kebutuhan, tetapi distribusi ke setiap kelompok tani diberikan secara proporsional,” paparnya, Senin (10/10/2022).

 

Sebelumnya, pola pengawasan pupuk bersubsidi disoroti anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Pamekasan. Terutama dalam penjualannya. Karena ditemui tidak sesuai dengan harga eceran terendah (HET).

 

Menurut Ketua DPRD Pamekasan Halili, ketersediaan pupuk dikhawatirkan masyarakat akan terjadi kelangkaan, apalagi yang bisa membeli pupuk bersubsidi hanya warga yang terncantum namanya di RDKK, sehingga perlu dicarikan alternatif kebijakan, supaya para petani bisa terpenuhi kebutuhan pupuknya.

Baca Juga:  Slank Fans Club Sumenep Rajin Buat Kegiatan Tebar Manfaat

 

“Teman-teman dewan ini hampir setiap hari kedatangan tamu dari masyarakat untuk segera mencarikan solusi agar masyarakat petani yang namanya belum menjadi anggota kelompok tani bisa mendapatkan pupuk,” ungkap Halili, Senin (3/10/2022).

 

Anggota DRPD Pamekasan Suryono juga mendapat laporan serupa, harga dari pupuk bersubsidi di lapangan sangat tinggi, ada yang dijual Rp150 ribu per sak untuk jenis urea.

 

“Ini informasi yang saya dapatkan dari masyarakat, kami belum mengecek secara pasti bagamana proses distribusi penjualannya,” kata Suryono

 

Reporter: Khoyrul Umam Syarif

 

Redaktur: Wawan A. Husna

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *