KABAR MADURA | Warga Pamekasan yang terpapar tuberkulosis atau TBC diklaim menurun. Dari perkiraan 729 kejadian yang diperkirakan, sejauh ini hanya teridentifikasi sebanyak 463 kejadian. Namun, yang sukses diobati hanya berjumlah 292 kejadian.
Data milik Dinas Kesehatan (Dinkes) Pamekasan itu didapat pada penanganan kasus TBC per triwulan pertama tahun 2024.
Wasor TBC Dinkes Pamekasan Dwi Kurnia Putri mengatakan, target pengidap TBC masih rendah, berkisar 3.441 kejadian, dari target seharusnya mencapai 3.453 kejadian.
“Di tahun 2024, kasus TBC yg ditemukan dan diobati 463 orang, sedangkan terduga TBC 3.441 orang. Temuan masih rendah dari target kami,” katanya, Senin (20/5/2024).
Dijelaskan Putri, kejadian kasus TBC memang harus dihindari, karena melibatkan rentang usia yang luas, dari dewasa hingga anak-anak. Namun, mayoritas kasus tersebut rawan menimpa orang dewasa di Pamekasan.
Untuk mengatasi hal itu, pihaknya mengaku telah melakukan proses penyuluhan melalui 21 puskesmas di 13 kecamatan di Pamekasan. Selain itu, melakukan penjaringan kasus TBC melalui penanggung jawab puskesmas dan kader TBC.
“Sekarang ini temukan pasien yang terkena TBC masih rendah, makanya harapannya kita harus meningkatkan temuan TBC ini,” katanya.
Sampai saat ini, lanjut Putri, ada sebanyak 56 orang lebih yang menjadi kader TBC. Kader itu bertugas membantu pemerintah dalam memberantas penyebaran kasus TBC melalui beberapa program, seperti sosialisasi penanganan dan pencegahan, dan program skrining TBC di beberapa lembaga pendidikan dan pondok pesantren.
Namun anehnya, program tersebut diakui hanya dilakukan di beberapa kondisi tertentu, seperti saat penerimaan santri dan siswa baru, serta usai adanya laporan atau ditemukannya penyakit TBC.
“Untuk skrining ke kontak erat dilakukan setiap ditemukan penderita baru,” tegasnya.
Pewarta: Moh. Farid
Redaktur: Wawan A. Husna