KABARMADURA.ID | SAMPANG–Keberadaan tenaga pengawas sekolah untuk tingkat sekolah menengah atas (SMA) sederajat di Sampang belum ideal. Jumlah pengawas di Sampang hanya sembilan orang. Terdiri dari lima orang pengawas SMA dan empat orang pengawas sekolah menengah kejuruan (SMK).
Sementara di Sampang terdapat 80 SMA dan 83 SMK. Sehingga, keberadaan pengawas belum sebanding dengan jumlah sekolah.
Menurut Kepala Seksi (Kasi) SMA Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus (PK-PLK) Cabang Dinas Pendidikan (Cabdindik) Jawa Timur Wilayah Sampang Mas’udi Hadiwijaya, idealnya jumlah pengawas SMA di Sampang sebanyak 16 orang.
Pengawas itu bertugas melakukan supervisi di sekolah binaan masing-masing. Sebagai supervisor, mereka mengawasi pelaksanaan standar pendidikan nasional. Pengawas juga harus mendampingi setiap sekolah binaan.
“Idealnya ada 16 pengawas. Jadi, sekarang masih kurang tujuh pengawas,” ungkap Mas’udi, Selasa (14/2/2023).
Ketua Dewan Pendidikan Sampang Achmad Mawardi menyebut, idealnya setiap pengawas menangani 10 sekolah binaan. Ketersediaan pengawas di tingkat SMA menjadi tanggung jawab Cabdindik Jawa Timur. Namun untuk saat ini, tidak semua orang dapat menjadi pengawas.
Saat ini, untuk menjadi pengawas harus seorang aparatur sipil negara (ASN) yang telah dinyatakan lulus sebagai guru penggerak. Sementara ketersediaan guru penggerak di Sampang sampai saat ini masih minim. Sebab, seleksinya dilakukan dengan ketat.
“Kalau dulu, untuk menjadi pengawas harus lulus diklat calon pengawas. Sekarang ini beda. Dia harus lulus sebagai guru penggerak,” ujarnya.
Pewarta: Ali Wafa
Redaktur: Moh. Hasanuddin