Kemenag Sampang Janji Bentuk Tim Pengawas BOS setelah Ada Temuan

Pendidikan160 views

KABARMADURA.ID | SAMPANG-Kepala Kemenag Sampang Abdul Wafi melalui Kepala Seksi (Kasi) Pendidikan Madrasah Wahyu Hidayat berjanji akan membenahi temuan dan kejanggalan dalam realisasi pengelolaan bantuan operasional sekolah (BOS) Kinerja dan BOS Afirmasi di sejumlah madrasah yang dinilai amburadul dan rawan penyimpangan.

Janji tersebut disampaikan Kemenag Sampang setelah ada sejumlah masyarakat yang mengatasnamakan gerakan bersama rakyat anti korupsi (Gebrak) yang beraudiensi ke Kantor Kemenag setempat beberapa waktu lalu.

“Mulai tahun ini kami akan bentuk tim pengawas internal dan membuat SOP terkait sistem pelaporan pembelanjaan dana BOS. Jika ada sekolah yang tidak mematuhi SOP dan ketentuan ini, tentu akan ada Punishment yang setimpal,” ungkap Wahyu kepada awak media.

Wahyu, tidak menampik adanya temuan dalam realisasi BOS tersebut. Kata dia selama ini sistem pengelolaan dana BOS madrasah belum berjalan maksimal. Menurutnya, banyak hal yang perlu dievaluasi mulai dari pendataan jumlah siswa, pembelanjaan barang hingga pengawasan laporan surat pertanggungjawaban (SPj). 

Baca Juga:  Kuota Haji Sampang 2025 Ada 638 Jemaah

Sebab, kata dia, SPj realisasi dana BOS di masing-masing sekolah langsung dikirim ke pusat melalui email. Sementara Kemenag hanya menerima tembusan. Atas kondisi itu, pihaknya mengaku kecolongan terkait sistem pengawasan dan pembelanjaan dana BOS tersebut.

“Yang jelas, kita berterima kasih atas informasi dan temuan dari warga. Ini menjadi bahan evaluasi dan sekaligus langkah awal bagi kami untuk  memperbaiki sistem pengelolaan dana BOS yang lebih baik,” timpalnya.

Sebelumnya, Koordinator Gebrak Rian Andianto mengungkapkan, terdapat banyak permasalahan dalam pengelolaan dana BOS madrasah mulai dari tahun 2020-2022, di antaranya data jumlah siswa yang dilaporkan ke data Simpatika Kemenag pusat tidak sesuai dengan data real di sekolah. 

Padahal, kata Rian, besaran Dana BOS yang akan diterima sekolah hitungannya berdasarkan jumlah siswa di sekolah tersebut. “Data yang kami punya, ada sekolah yang menerima dana BOS Rp150 juta. Tapi jumlah siswa secara keseluruhan atau aslinya tidak sampai 30 anak,” ungkapnya.

Baca Juga:  Kuota Haji Sampang 2025 Ada 638 Jemaah

Dia membeberkan, diduga banyak madrasah di Sampang yang sengaja menggelembungkan jumlah siswanya demi untuk bisa mendapatkan bantuan dana BOS.

Berbagai macam cara dilakukan oleh pihak sekolah, misalnya dengan meminjam siswa dari sekolah dan diajukan ke dapodik. Selain penggunaan dan pengelolaan dana BOS juga terkesan tidak transparan.

Pihaknya mengaku menemukan, banyak SPj yang dibuat asal-asalan dan tidak sesuai dengan pembelanjaan. Hingga adanya perubahan RAB pada kegiatan fisik yang dilakukan tanpa adanya berita acara. Bahkan dia mengaku memiliki beberapa sampel SPj dana BOS madrasah 2022 yang diduga bermasalah.

“Banyaknya indikasi praktik kotor dalam pengelolaan dan realisasi BOS madrasah ini, kami menduga karena kurangnya pengawasan dari pihak Kemenag Sampang sebagai tim pengawas di tingkat kabupaten. Kami menuntut pihak Kemenag lebih transparan,” bebernya.

Pewarta: Subhan

Redaktur: Moh. Hasanuddin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *