Kepala SD di Pamekasan Sukses Menyulap Gazebo Tak Bertuan Jadi Sumber Literasi

News105 views

KABARMADURA.ID | Mengajarkan anak gemar membaca sejak dini memang tidak mudah. Namun, dengan metode yang unik dan menyenangkan lambat laun akan membuat anak-anak tertarik dengan sendirinya. Upaya itu, rupanya kini diterapkan Sekolah Dasar Negeri Kowel 3 Pamekasan. Di luar kegiatan belajar mengajar (KBM), pihak sekolah di sana memantik minat baca siswa-siswinya dengan menyulap gazebo menjadi tempat yang penuh dengan buku-buku bacaan. Tempat itu pun diberi nama gardu literasi atau garasi.

SAFIRA NUR LAILY, PAMEKASAN

Garasi ini diinisiasi langsung oleh Kepala Sekolah Dasar Negeri Kowel 3 Pamekasan Mohammad Bahar. Adanya garasi ini diharapkan dapat meningkatkan minat dan daya baca siswa di sekolah tersebut. Sebab, sebelumnya literasi di sekolah itu rendah. Karenanya, Garasi ini diharapkan dapat membawa perubahan lebih baik di lingkungan sekolah itu.

Bahar mengungkap, penamaan garasi terinspirasi dari gazebo yang terletak di halaman sekolahnya yang jarang dipakai. Dia pun berinisiatif untuk menyulap tempat itu menjadi tempat yang mengasyikkan bagi para siswanya. Sebab menurutnya, jika hanya mengandalkan ruang perpustakaan sulit untuk meningkatkan kecakapan literasi. Karenanya, dengan adanya garasi ini dapat menjadi tambahan alternatif guna menumbuhkembangkan semangat literasi di sekolah itu.

“Kebetulan ada gazebo yang jarang terpakai, jadi kami berinisiatif untuk menjadikan tempat itu sebagai pusat baca selain di perpustakaan tentunya. Setiap Sabtu, masing-masing kelas dijadwalkan ke gazebo untuk membaca di sana secara bergantian. Mulai dari kelas satu sampai kelas enam,” terangnya.

Sejak adanya garasi, lanjut Bahar, antusiasme anak didiknya untuk membaca buku cukup tinggi. Hal itu terbukti, para siswanya kerap kali bertanya kapan gilirannya untuk membaca di tempat itu. Melihat hal demikian, akhirnya ia menambah titik kumpul untuk membaca di sekitar kawasan itu, yang dinamainya gerai garasi.

Melalui gerai garasi, para siswa tidak perlu menunggu jadwal giliran untuk membaca buku-buku yang telah disediakan. Di jam istirahat, para siswa bisa tetap membaca sesuka hati tanpa paksaan. Sementara untuk bahan bacaannya beragam, seperti cerita fabel, legenda, ensiklopedia, dan lainnya.

Tidak hanya itu, Bahar juga menekankan produktivitas berkarya para siswa. Misalnya, setiap bulan harus menghasilkan karya, berupa puisi ataupun cerita pendek. Dengan harapan, para siswa tersebut bisa menjadi penulis di kemudian hari.

“Kurang lebih ada tiga ribuan judul. Sekarang mereka lebih aktif. Tidak jarang mereka mengikuti lomba bertutur, dan lainnya. Nanti hasil karya mereka dibukukan kemudian dijadikan arsip lembaga,” ungkap Bahar.

Redaktur: Moh. Hasanuddin

n arsip lembaga,” ungkap Bahar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *