Keris Sumenep, Warisan Nenek Moyang yang Pecahkan Rekor MURI hingga Jadi Souvenir Resmi KTT G20

News212 views
Banner Iklan

KABARMADURA.ID | Di Kabupaten Sumenep, tidak sedikit orang yang pandai membuat keris. Terlebih di Desa Aeng Tongtong, Kecamatan Saronggi. Bahkan pada 2014 lalu, Desa Aeng Tongtong ini dinobatkan oleh UNESCO sebagai satu-satunya desa wisata dengan empu keris terbanyak di dunia. Desa ini juga memecahkan rekor MURI sebagai desa dengan empu keris terbanyak di dunia. Tidak hanya itu, keris Nogosari Ladrang Jogja, yang merupakan keris buatan empu di Desa Aeng Tongtong ini menjadi salah satu souvenir resmi KTT G20 di Bali.

MOH RAZIN, SUMENEP

Atas potensi itu, keris buatan empu di Aeng Tongtong secara tidak langsung kini menjadi salah satu ikon di Kota Keris. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep pun juga kerap kali mempromosikan dan mendukung agar keris di Sumenep ini semakin mendunia.

Upaya itu diperkuat dengan seringnya pagelaran keris di kabupaten yang berlogo kuda terbang tersebut. Selain untuk terus melestarikan warisan leluhur, juga untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, khususnya warga Desa Aeng Tongtong.

Baca Juga:  Taman Asri Kowel Dilimpahkan ke Dewan Kesenian, Akan Dirancang Jadi Taman Kebudayaan

Tidak hanya pameran di tingkat kabupaten saja, tidak jarang keris asli Sumenep disejajarkan dengan keris Nusantara. Kegiatan tersebut bertujuan untuk merawat, menjaga, dan melestarikan warisan budaya keris sebagai pusaka asli Indonesia, serta menjadikan Kabupaten Sumenep sebagai kota keris di Indonesia.

“Kami sudah melakukan kajian akademisnya, berdasarkan penetapan UNESCO ini menjadi bagian dari identitas kebudayaan Nusantara. Maka kami terus perjuangkan hal tersebut,” kata Bupati Sumenep Achmad Fauzi.

Pria yang kerap disapa Ra Fauzi itu menambahkan, budaya melestarikan keris ini juga akan mampu menjadi pendongkrak ekonomi, khususnya bagi empu keris maupun penggemar keris atau benda pusaka lainnya.

Baca Juga:  Pelimpahan Kasus Pelecehan Seksual Siswa Masalembu Molor Lagi

“Keris merupakan warisan nenek moyang yang perlu dilestarikan,” terangnya.

Sementara Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) Sumenep Mohammad Iksan menyebutkan, berdasarkan data tahun 2022 terdapat 446 empu pembuat keris di Sumenep. Mereka terdiri dari 440 empu laki-laki dan 6 empu perempuan.

“Untuk keris, memang sering dilibatkan terutama dalam momentum Hari Jadi Sumenep. Tidak lepas dari event tersebut,” ujarnya.

Salah satu empu Keris di Sumenep Sucipto meminta, agar pemerintah dalam melestarikan keris sebagai budaya leluhur itu tidak sekadar dipamerkan dalam event-event saja. Dia pun berharap, pemerintah setempat membangun museum khusus keris guna mempertegas sebagai kabupaten yang memiliki kekayaan warisan leluhur itu.

“Misalnya di daerah Kota ada tempat khusus, seperti museum lah, kan lebih nyaman,” paparnya.

Redaktur: Moh. Hasanuddin

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *