Kisah Ach. Basuki, Muazin di Masjid Al-Ikhlas Satelit Permai Sumenep, Setia di Jalan Allah dan Tidak Lalai Sebagai Tulang Punggung Keluarga

News166 views
Banner Iklan

KABARMADURA.ID | Menjadi muazin, tidak bisa sembarang orang. Biasanya, selain memang sudah memiliki kemampuan, juga ditopang dengan keinginan yang kuat untuk mengabdikan diri di jalan Allah. Pengabdian mulia ini, dijalani dengan penuh khidmat oleh Ach. Basuki. Dia menjadi seorang muazin sudah belasan tahun, tepatnya di Masjid Al-Ikhlas Satelit Permai Sumenep.

IMAM MAHDI, SUMENEP

Pria yang akrab disapa Basuki itu mengungkapkan, menjadi muazin adalah pekerjaan mulia. Tekad bulatnya menjadi muazin, disebabkan dia berharap ridha Allah SWT. Karenanya, dia tidak pernah perhitungan dan mempersoalkan gajinya sebagai seorang muazin.

“Kehidupan hanya sementara dan duniawi bukanlah segalanya,”katanya, Kamis (23/3/2023).

Menurutnya, dia sudah terbiasa menjadi muazin sejak kecil di sebuah surau. Karenanya, ketika dia dipercaya menjadi muazin di Masjid yang besar itu, dia tidak kaget. “Kalau ikhlas dalam bekerja apapun, pasti ada hikmah yang baik di balik itu,”bebernya.

Baca Juga:  Formasa Tantang Adu Data dengan Bupati Sampang Soal Mudaratnya Pembangunan JLS

Lima belas tahun menjadi muazin tidak membuatnya merasa lelah sedikitpun. Tanpa digaji pun dia setia menjadi muazin di Masjid Al-Ikhlas Satelit Permai Sumenep. Dia menjalani nya dengan sepenuh hati. Bapak tiga anak itu, menjadi muazin sejak tahun 2001.

Basuki menuturkan, masalah rizki sudah diatur oleh allah SWT. Terpenting bagaimana seseorang itu  istikamah beribadah, pasti ada jalan keluar.

Meski menjadi seorang muazin, Basuki juga tidak pernah lalai dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang suami dan ayah bagi anak-anaknya. Dia juga mampu menyekolahkan anak-anaknya hingga mengantarkan mereka sukses di bidangnya masing-masing.

Baca Juga:  Anggaran Program Simpati Lansia 2024 di Pamekasan Turun Rp500 Juta dari Tahun 2023

Kini, ketiga anaknya pun sudah memiliki pekerjaan yang dalam anggapan masyarakat sudah mapan. Mereka adalah, Korlinita Sukma, putra pertama Basuki itu, saat ini menjadi guru SMK Kesehatan. Kemudian anak kedua bernama Milita, kini dia menjadi pengawas makanan dan obat-obatan. Sementara anak ketiga, Niken Tri Utami, dia menjadi dokter di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di Kecamatan Gapura.

Tidak hanya itu, meski dia seorang muazin, dia juga pernah dipercaya bekerja di Badan Usaha Milik Nasiona (BUMN), tepatnya di Bank Rakyat Indonesia (BRI) Sumenep. Namun, kini dia sudah pensiunan.

“Semua rezeki sudah ada yang mengatur. Melakukan sesuatu dengan ikhlas adalah kunci kesuksesan,” tutupnya.

Pewarta: Imam Mahdi

Editor: Moh. Hasanuddin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *