Kisah Hasiyah, Sukses Bisnis Kripik Pisang Dari Nol, Kembangkan Usaha Orang Tua hingga Angkat Potensi Desa

News30 views
Banner Iklan

KABARMADURA.ID | Hasiyah, Perempuan asal Desa Waru Barat, Kecamatan Waru ini tidak sekadar menjadi lulusan Sarjana 1 (S1) Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Madura dengan sederet karya bukunya. Rupanya dia juga memiliki kelebihan lain, yakni mampu menciptakan sebuah produk UMKM sembari menuntaskan S1nya. Produk berbahan dasar pisang buatannya dia beri nama Kripsang Bidikin. Kini, usahanya itu berhasil mendapatkan omzet hingga belasan juta per bulan.

SAFIRA NUR LAILY, PAMEKASAN

Banner Iklan

Menjadi perempuan yang memilih menjadi pengusaha muda dengan berbekal jaringan saat di bangku kuliah, tidak banyak diambil oleh sebagian kalangan mahasiswa. Namun, bagi Hasiyah, itu adalah hal yang mutlak untuk dia ambil untuk menopang terhadap kebutuhan keluarganya. 

Menjalaninya memang tidak mudah. Apalagi, dia seorang perempuan yang jauh lahir dari desa. Namun, bagi dia, itu bukan hal berat untuk dia gulung menjadi sebuah kesuksesan. Sebab Hasiyah sudah bertekad untuk membantu ekonomi keluarganya yang berada di garis kemiskinan. 

Bekal itulah yang menjadi pecut semangat untuk dia sukses meraih mimpinya dalam membahagiakan kedua orang tuanya melalui produk usahanya itu.

Hasiyah bercerita, melihat kedua orang tuanya yang sudah berumur dan sudah tidak lagi mampu bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, dia pun berusaha memutar otak bagaimana dengan usaha yang sudah dilakoni orang tuanya itu bisa laku, bahkan dengan wajah kebaruan. 

Baca Juga:  Relokasi Pasar Srimangunan, Pemkab Sampang Enggan Beri Kompensasi Pedagang

Dia mengungkapkan, kondisi penjualan pisang maupun olahan pisang di daerahnya yang begitu murah ketika dijual. Hal itu berimbas pada pendapatan dari produk kripik pisang olahan orang tuanya. Pasti juga dibandrol dengan harga murah, sebab saat itu memang kripiknya hanya sekadar pisang yang diiris tipis dicampur beberapa bahan, digoreng, dibungkus seadanya, tanpa merek, kemudian dijual.

Berangkat dari situlah, dia memberanikan diri untuk belajar bersama kawan-kawannya di komunitasnya di bawah naungan Kemendikbud Ristekdikti yakni di program Bidikmisi. Cukup lama dia berproses menjaring jejaring untuk belajar dan memiliki rekan sefrekuensi untuk mengembangkan usahanya.

Hingga akhirnya, ia mendapatkan ide-ide kreatif untuk memanfaatkan hasil tanam pisang di sekitarnya sebagai ladang bisnis, berkat sering berdiskusi dengan kawan-kawannya itu. Kemudian dia menjadikan pisang tersebut memiliki rasa khas, dan wajah baru dengan nama kripik pisang. 

Melalui inovasi dan pengemasan yang menarik serta promosi yang kekinian, menjadikan usahanya berhasil menembus sejumlah pangsa pasar. Perempuan dengan nama pena Hasiyah Assyifa itu, selain menjajakannya lewat teman ke teman, toko ke toko, dia juga mengoptimalkan kemampuannya dalam mengelola media sosial. Jadi, dia juga mempromosikan kripsang bidikinnya itu melalui media sosial pribadinya.

Baca Juga:  Poli Mata RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep Ditambah Dokter Spesialis

Dari ikhtiarnya itu, akhirnya dia berlabuh ke Dinas Koperasi dan UKM Pamekasan yang saat ini berubah nama menjadi Dinas Koperasi, UKM dan Tenaga Kerja Kabupaten Pamekasan untuk membangun relasi. Dari situ, perempuan kelahiran 2000 itu mendapat bantuan mesin penggorengan dari dinas tersebut. 

Dari situlah ia terus melakukan upaya-upaya dalam memajukan usahanya. Tepat pada 23 Oktober 2021, produknya itu akhirnya mendapat gelar produk ekonomi kreatif mahasiswa penerima beasiswa bidikmisi oleh Kemendikbud Ristekdikti.

“Bidikin itu artinya Bidikmisi Indonesia. Sedangkan Kripsang, kripik pisang,” jelasnya. 

Aktivis HMI itu mengaku, tidak mudah dalam menjalani bisnisnya. Terlebih pada awal-awal merintis. Dirinya harus berhutang untuk modal awal usahanya itu.  Namun, ia bisa melaluinya dengan baik hingga bisa mengembangkan bisnis tersebut seperti sekarang. 

“Kendalanya sudah teratasi semua. tinggal bagaimana memengembangkannya. Baik mempertahankan bahkan menambah pangsa pasar. Kamudian bagaimana menjadikan Kripsang Bidikin ini lebih digandrungi masyarakat luas, tidak hanya warga Pamekasan,” ungkapnya. 

Redaktur: Moh. Hasanuddin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *